Tips dan Trik Reksadana untuk Perencanaan Keuangan
Bapak Achmad, seorang karyawan perusahaan swasta yang berusia 35 tahun sedang bingung memilih investasi apa yang akan dilakukan untuk mempersiapkan biaya kuliah putra-putrinya kelak.
Situasi di atas tentunya tidak asing lagi bagi kita. Sebagai orang tua pasti mempunyai keinginan untuk membekali anak-anaknya dengan ilmu pengetahuan setinggi mungkin agar mereka dapat menjadi orang yang sukses. Namun seringkali orang tua tidak siap dari segi dana saat anak-anak mereka masuk sekolah.
Ditambah dengan pertanyaan, bagaimana dengan persiapan masa pensiun Anda? Dua hal tersebut diiringi dengan semakin tingginya tingkat biaya hidup dari tahun ke tahun, akan menimbulkan kekhawatiran pada setiap orang apakah mereka masih dapat membiayai kehidupan mereka pada saat memasuki usia pensiun nanti.
Setiap manusia pasti mempunyai kebutuhan dalam setiap tahap kehidupannya, apabila kita dapat memenuhi kebutuhan tersebut maka akan memberikan rasa kepuasan dan ketenangan bagi hidup kita.
Tidak ada yang dapat menjamin bahwa penghasilan atau keadaan keuangan akan tetap baik seperti sekarang ini. Banyak faktor tidak terduga di luar sana yang dapat tiba-tiba membuat kita terancam di PHK atau mengalami kebangkrutan usaha yang selama ini telah berjalan dengan baik.
Lalu bagaimana jika kita tidak lagi mempunyai penghasilan dan belum mempunyai persiapan apapun? Apakah pernah terpikirkan apabila hal tersebut terjadi pada diri kita? Jika hal tersebut terjadi apakah yang harus kita lakukan? Paling tidak dengan melakukan persiapan dan perencanaan keuangan yang baik, kita dapat melakukan antisipasi terhadap kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai di masa depan.
Apa yang harus kita lakukan agar dapat melipatgandakan uang sehingga dapat memenuhi kebutuhan?
Investasi! Adapun objektivitas dasar dari sebuah investasi adalah berusaha untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin dalam batas toleransi yang wajar dengan tetap konsisten terhadap tujuan awal investasi dan mempertimbangkan batas-batas penerimaan tingkat risiko.
Investasikan uang dengan tepat, dengan berinvestasi secara konsisten ke dalam instrumen yang tepat, kita memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan, deposito, maupun laju tingkat inflasi. Walaupun ada risiko investasi dibaliknya, namun dengan jangka investasi yang panjang hasil akhirnya akan dapat memenuhi kebutuhan kita.
Tentunya pilihan instrumen investasi yang dipilih oleh setiap orang berbeda-beda. Salah satu aturan dasar dalam melakukan investasi adalah menyesuaikan investasi dengan kepribadian dan kebutuhan, inilah kunci keberhasilan dalam berinvestasi. Suatu hal yang mungkin kelihatannya sangat sederhana atau dianggap sepele, namun banyak orang yang salah dalam menerapkannya.
Ada banyak cara yang dilakukan orang dalam menginvestasikan dana yang dimilikinya. Berikut ini adalah beberapa contoh pilihan investasi, seperti deposito berjangka, obligasi, SBI, saham, unit link, properti, valuta asing, emas, barang seni/barang antik, dan reksadana.
Dari sekian banyak pilihan instrumen investasi yang sangat beraneka ragam tersebut, masing-masing memiliki keunggulan. Salah satu jenis investasi yang sangat menarik untuk perencanaan keuangan jangka panjang adalah reksadana. Sifat investasinya lebih aman karena dikelola oleh pakar investasi keuangan dan di dalam investasinya sendiri dapat dilakukan diversifikasi secara optimal sesuai dengan kepribadian (profil) dan kebutuhan investasi, sehingga mengurangi potensi risiko kerugian.
Untuk memahami reksadana lebih lanjut, penulis akan membahas pengertian, jenis, dan manfaat dari reksadana sebagai pilihan investasi yang tepat untuk perencanaan keuangan jangka panjang.
Reksadana mulai dikenal pada abad ke-19 di Amerika dengan nama Mutual Fund (dana bersama), dengan terjemahan bebas “dana untuk tujuan investasi yang sama”. Sementara itu di Inggris, reksadana dikenal dengan nama Unit Trust, yang berarti unit (saham) kepercayaan.
Dengan kata lain, jika berinvestasi di reksadana maka investor akan mendapat sejumlah unit penyertaan yang pengelolaannya dipercayakan kepada pihak lain. Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang Pasar Modal tahun 1995, pengertian reksadana adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek (portofolio investasi) oleh manajer investasi. Oleh karena itu pada reksadana terdapat tiga unsur utama yang saling terkait, yakni:
1. Kumpulan Dana Masyarakat
Dengan melakukan pengumpulan dana dari pemodalnya, memungkinkan pemodal-pemodal yang memiliki dana minim dapat ikut andil berinvestasi dalam bentuk efek.
2. Investasi Dana dalam Bentuk Portofolio Efek
Yang dimaksud efek di sini adalah surat berharga, seperti surat pengakuan utang, surat berharga komersil, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap turunan dari efek, baik efek yang bersifat utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti waran (surat utang jangka pendek). Portofolio yang di kelola oleh reksadana dapat berupa kumpulan dari beberapa jenis efek.
3. Dikelola Oleh Manajer Investasi
Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para investor atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah. Manajer investasi tidak termasuk perusahaan asuransi, dana pensiun dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk memperoleh hasil investasi yang maksimal dan optimal, kita sebagai investor harus memahami terlebih dulu berbagai karakteristik jenis reksadana. Kita dapat memilih jenis reksadana apa yang sesuai untuk pilihan investasi.
Adapun jenis reksadana yang beredar di Indonesia adalah sebagai berikut:
• Reksadana Pasar Uang (Money Market Funds)
Reksadana ini hanya melakukan investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang dengan masa jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Bentuk instrumen investasinya dapat berupa Time Deposit (Deposit Berjangka), Certificate of Deposit (Sertifikat Deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya. Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Risiko relatif lebih rendah dibanding reksadana jenis lainnya.
• Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
Reksadana ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang atau obligasi. Tujuannya menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risiko relatif lebih besar dari reksadana pasar uang.
• Reksadana Saham (Equity Funds)
Reksadana ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Tujuannya pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risiko relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.
• Reksadana Campuran (Balance Mutual Funds)
Jenis Reksadana ini mengalokasikan dana investasinya dalam bentuk portofolio investasi yang bervariasi. Instrumen investasinya dapat berbentuk saham dan di kombinasikan dengan pendapatan tetap (obligasi). Tujuannya untuk pertumbuhan harga dan pendapatan. Risiko moderat dengan tingkat pengembalian yang relatif tinggi daripada reksadana pendapatan tetap.
Sementara itu, Bapepam pada 29 Juli 2005 mengeluarkan peraturan nomor IV.C.4 tentang “Pedoman Pengelolan Jenis Reksadana Baru”. Jenis reksadana tersebut adalah:
• Reksadana Terproteksi (Capital Protected Funds)
Reksadana ini memberikan proteksi atas investasi awal investor melalui mekanisme pengelolaan portofolionya. Manajer investasi akan menginvestasikan sebagian dana yang dikelolanya pada efek bersifat utang yang termasuk dalam kategori layak investasi (investment grade), sehingga nilai efek bersifat utang pada saat jatuh tempo sekurang-kurangnya dapat menutupi jumlah nilai yang diproteksi.
• Reksadana dengan Penjaminan (Guaranteed Funds)
Reksadana ini memberikan jaminan bahwa investor sekurang-kurangnya akan menerima sebesar nilai investasi awal pada saat jatuh tempo sepanjang persyaratannya dipenuhi. Pemberian jaminan tersebut dilakukan melalui penunjukan Penjamin atau Guarantor, berupa lembaga yang dapat melakukan penjaminan dan telah memperoleh ijin usaha dari instansi yang berwenang. Manajer investasi wajib menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari Nilai Aktiva Bersih reksadana yang dikelolanya pada efek bersifat utang yang masuk dalam kategori layak investasi (investment grade).
• Reksadana Indeks (Index Funds)
Reksadana yang portofolio efeknya terdiri atas efek yang menjadi bagian dari sekumpulan efek dari suatu indeks yang menjadi acuannya. Manajer investasi wajib menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari Nilai Aktiva Bersih reksadana pada efek yang menjadi bagian dari sekumpulan efek dari indeks yang menjadi acuan.
Reksadana memberikan keuntungan bagi investor tanpa harus selalu memonitor aktivitas perdagangan di bursa saham karena investasinya diurus oleh pengelola reksadana atau manajer investasi. Selain kemudahan itu, masih ada beberapa manfaat atau keuntungan lagi yang didapatkan apabila berinvestasi pada reksadana, seperti:
– Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko
Besarnya dana yang dikelola oleh reksadana memungkinkan pengelola untuk mendiversifikasikan investasinya ke berbagai jenis efek (saham, obligasi, pasar uang), tidak tergantung pada satu atau beberapa instrumen saja, sehingga ada penyebaran risiko.
– Dana pembelian reksadana relatif murah
Secara tidak langsung kita dapat membeli saham Blue Chip atau obligasi yang harganya sangat mahal melalui reksadana walaupun dalam jumlah kecil.
– Pengelolaan portofolio yang profesional
Dana kita dikelola oleh tenaga profesional dan berpengalaman yang disebut sebagai manajer investasi, mereka mempunyai akses informasi pasar melalui banyak sumber, sehingga dapat mengambil keputusan yang lebih akurat untuk kepentingan investasi kita.
– Biaya rendah
Biaya relatif akan lebih kecil karena dana dikelola dalam jumlah yang sangat besar secara profesional, sehingga akan menciptakan efisiensi dalam pengelolaannya.
– Likuiditas terjamin
Apabila kita ingin menjual kembali reksadana, maka manajer investasi wajib membelinya kembali.
– Pemerataan kesempatan investasi
Pasar modal selama ini masih dianggap sebagai lahan investasi bagi para pemilik modal besar atau bagi yang memiliki akses informasi yang baik. Melalui reksadana, investor pemilik modal kecil mendapat kesempatan untuk ikut menanam uangnya di pasar modal.
– Aman dan transparansi dalam informasi
Seluruh aset reksadana disimpan dan dijaga oleh pihak ke tiga, yaitu bank kustodian dan diaudit dua kali dalam setahun oleh akuntan publik. Manajer investasi harus mengeluarkan laporan Nilai Aktiva Bersih dalam surat kabar setiap hari dan menerbitkan laporan keuangan setiap semester agar investor dapat mengetahui perkembangan dana investasinya.
Reksadana yang merupakan salah satu wadah investasi secara kolektif dapat menjadi pilihan investasi yang tepat untuk menyimpan uang. Pahamilah tujuan berinvestasi dalam reksadana dan berapa tingkat penghasilan yang diinginkan. Jika semua keperluan sudah direncanakan dengan matang, maka untuk memenuhi kebutuhan itu pun relatif lebih mudah ketersediaannya.
Biasakanlah melakukan investasi dengan teratur setiap bulan dari bagian gaji yang diterima sebelum semuanya habis dibelanjakan. Dengan berinvestasi di reksadana, maka kit sedang berinvestasi untuk perencanaan keuangan jangka panjang.
Selamat berinvestasi dan menikmati hasil investasi dari reksadana!
*Tulisan ini dimuat di Akurat News
1 Comment
artikel yang menarik untuk di baca saya akan membagikan kepada teman teman saya.kunjungi Telkom University