Person-Based Tidak Cukup! Pakai Competency-Based dalam Promosi Karyawan
Dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan kompetitif, pengangkatan dan promosi karyawan menjadi salah satu aspek krusial dalam pengelolaan sumber daya manusia. Banyak organisasi dihadapkan pada dua pendekatan utama yakni Competency-Based dan Person-Based. Pada artikel ini, kita akan membahas mengapa organisasi perlu mengedepankan competency-based dalam proses pengangkatan dan promosi karyawan, tentu saja dengan melihat data studi terkini dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan.
Mari kita bahas masing-masing pendekatan ini, menjadi penting untuk memahami perbedaan antara kedua pendekatan.
Person-Based, fokus utama pendekatan ini adalah pada orang atau individu itu sendiri, seperti kepribadian, karisma, hubungan dengan pimpinan, atau persepsi umum terhadap individu tersebut, serta pengalaman sebelumnya. Pendekatan ini lebih subjektif karena bergantung pada impresi atau penilaian personal terhadap siapa karyawan tersebut, bukan apa yang mereka mampu lakukan. Meskipun person-based sering digunakan di banyak organisasi, pendekatan ini memiliki sejumlah kelemahan yang bisa menimbulkan dampak negatif terhadap organisasi secara keseluruhan. Dalam person-based, promosi atau pengangkatan cenderung berdasarkan pandangan pribadi terhadap orang tersebut, yang sering kali mengandalkan impresi subjektif.
Sementara itu, Competency-based merujuk pada pendekatan yang menilai karyawan berdasarkan keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk menjalankan peran atau pekerjaan tertentu. Dalam pendekatan ini, promosi atau pengangkatan karyawan dilakukan berdasarkan kemampuan mereka yang sudah teruji dalam hal teknis dan non-teknis yang relevan. Kompetensi diukur secara obyektif melalui berbagai indikator yang jelas dan dapat diukur, sehingga memungkinkan penilaian yang lebih akurat dan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
Mengapa Competency-Based Lebih Diunggulkan?
- Objektivitas dalam Penilaian
Salah satu keunggulan utama dari pendekatan competency-based adalah sifatnya yang lebih obyektif. Penilaian karyawan dilakukan berdasarkan indikator kompetensi yang telah ditetapkan dan dapat diukur, bukan berdasarkan preferensi atau kesan pribadi.
Penelitian dari Human Resource Management Journal (2021) menemukan bahwa perusahaan yang menerapkan pendekatan berbasis kompetensi memiliki tingkat keakuratan promosi 30% lebih tinggi daripada yang menggunakan person-based. Studi lain dari Society for Human Resource Management (2022) juga menunjukkan bahwa organisasi yang menggunakan competency-based memiliki retention rate karyawan yang lebih tinggi, karena promosi dilakukan berdasarkan kecocokan keterampilan yang lebih tepat.
- Mengurangi Bias dan Nepotisme
Salah satu masalah terbesar dalam pendekatan person-based adalah kecenderungan terjadinya bias, baik secara sadar maupun tidak. Faktor-faktor seperti hubungan personal, persamaan latar belakang, atau bahkan preferensi manajer tertentu bisa mempengaruhi keputusan promosi. Dengan competency-based, pengambilan keputusan lebih berbasis data dan hasil evaluasi yang jelas. Hal ini sejalan dengan laporan dari Harvard Business Review (2020) yang menyebutkan bahwa 70% perusahaan yang menerapkan promosi berbasis kompetensi mengalami penurunan kasus bias dan diskriminasi, karena keputusan didasarkan pada kualifikasi profesional yang relevan.
- Kesesuaian dengan Tuntutan Bisnis Modern
Dalam era digital dan transformasi industri yang pesat, keterampilan menjadi aset utama dalam operasional bisnis. Kompetensi yang spesifik, terutama dalam hal teknologi, analisis data, dan keterampilan manajerial modern, sangat diperlukan. Competency-based memungkinkan organisasi untuk mempromosikan karyawan yang tidak hanya sekadar mampu, namun juga unggul dalam memenuhi tuntutan peran yang terus berkembang. Sebuah studi dari McKinsey & Company (2022) mengungkapkan bahwa perusahaan yang fokus pada pengembangan dan promosi karyawan berbasis kompetensi memiliki pertumbuhan bisnis 25% lebih cepat dibandingkan yang masih menggunakan pendekatan person-based.
- Meningkatkan Produktivitas dan Kinerja Tim
Kompetensi yang relevan memastikan bahwa karyawan yang dipromosikan mampu menjalankan peran mereka dengan lebih efisien. Promosi berdasarkan kemampuan nyata yang dapat diukur secara obyektif membuat tim lebih efektif, dan karyawan yang dipromosikan mampu menjadi pemimpin yang menginspirasi. Kompetensi seperti kepemimpinan, manajemen konflik, pengambilan keputusan, dan kerja tim sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang.
Data dari Gallup (2021) menunjukkan bahwa tim yang dipimpin oleh manajer yang dipromosikan berdasarkan kompetensi memiliki tingkat keterlibatan karyawan (employee engagement) 23% lebih tinggi daripada tim yang dipimpin oleh manajer yang dipromosikan secara person-based.
- Membangun Budaya Kerja yang Transparan dan Adil
Organisasi yang menerapkan competency-based dalam pengangkatan dan promosi karyawan cenderung memiliki budaya kerja yang lebih transparan dan adil. Setiap karyawan tahu bahwa kesempatan untuk naik jabatan atau dipromosikan bergantung pada kemampuan yang mereka tunjukkan, bukan berdasarkan hubungan personal atau impresi subjektif. Ini meningkatkan motivasi karyawan untuk terus mengembangkan diri dan memberikan kinerja terbaik. Laporan dari Deloitte (2021) menunjukkan bahwa perusahaan yang menempatkan kompetensi sebagai dasar promosi memiliki tingkat kepuasan karyawan yang lebih tinggi, karena mereka merasakan adanya keadilan dalam proses tersebut.
Meskipun competency-based memiliki banyak keunggulan, penerapannya di dalam organisasi seringkali menghadapi berbagai tantangan. Untuk itu, diperlukan strategi yang tepat agar pendekatan ini dapat dijalankan dengan lancar dan efektif.
Berikut beberapa tantangan umum dalam implementasi competency-based, beserta cara mengatasinya:
- Menyusun Kerangka Kompetensi yang Jelas dan Relevan
Salah satu tantangan terbesar adalah merancang kerangka kompetensi yang sesuai untuk setiap peran atau jabatan di organisasi. Kerangka kompetensi ini harus mencakup berbagai keterampilan teknis dan non-teknis yang benar-benar relevan dengan tanggung jawab dan target kinerja setiap posisi.
Cara mengatasi poin ini adalah menyusun kerangka yang tepat, organisasi dapat melakukan job analysis yang komprehensif dan melibatkan para pemangku kepentingan dari berbagai divisi. Dengan demikian, kompetensi yang ditetapkan benar-benar mencerminkan kebutuhan operasional dan tidak hanya berbasis teori. Selain itu, kerangka ini perlu direvisi secara berkala untuk mengikuti perkembangan bisnis dan teknologi.
- Membangun Sistem Penilaian yang Obyektif dan Terukur
Implementasi competency-based tidak akan berjalan efektif tanpa sistem penilaian yang tepat. Banyak perusahaan kesulitan dalam menetapkan indikator yang obyektif dan terukur untuk menilai kompetensi setiap karyawan.
Cara mengatasinya bisa dengan mengadopsi teknologi HR yang canggih, seperti sistem manajemen talenta (talent management system), dapat membantu organisasi dalam menyusun evaluasi yang obyektif. Dengan menggunakan perangkat lunak yang dapat memetakan dan mengukur kompetensi secara real-time, organisasi bisa memantau perkembangan karyawan dan membuat keputusan promosi berdasarkan data yang valid.
- Menyediakan Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi yang Sesuai
Salah satu faktor penting dalam competency-based adalah menyediakan akses bagi karyawan untuk terus meningkatkan kompetensi mereka. Tanpa dukungan pelatihan yang tepat, kompetensi karyawan mungkin tidak berkembang sesuai harapan organisasi. Organisasi harus menyediakan program pelatihan yang dirancang khusus untuk mengembangkan kompetensi yang relevan. Investasi dalam pelatihan dan pengembangan, seperti workshop, mentoring, atau e-learning, akan memastikan karyawan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk berhasil dalam peran mereka. Studi dari LinkedIn Learning (2022) menunjukkan bahwa perusahaan yang berinvestasi dalam pengembangan karyawan memiliki retensi karyawan 24% lebih tinggi.
- Menciptakan Budaya Kerja yang Mendorong Kompetensi
Tantangan lain dalam implementasi competency-based adalah bagaimana memastikan bahwa seluruh organisasi mendukung pendekatan ini, mulai dari pimpinan hingga level operasional. Budaya organisasi harus mencerminkan pentingnya kompetensi sebagai dasar pengambilan keputusan, termasuk dalam hal promosi. Organisasi dapat menciptakan budaya yang mendukung kompetensi melalui komunikasi yang transparan, pelibatan manajemen puncak, dan penetapan kebijakan yang jelas terkait pengembangan dan promosi berbasis kompetensi. Dengan begitu, seluruh karyawan akan terdorong untuk terus mengasah keterampilan mereka demi kemajuan bersama.
Lalu, mengapa organisasi perlu mengedepankan competency-based dibandingkan person-based dalam pengangkatan dan promosi karyawan? Jawabannya jelas, kompetensi yang diukur secara obyektif akan memastikan bahwa individu yang dipilih untuk naik jabatan memiliki keterampilan yang tepat untuk mendukung kesuksesan perusahaan. Dengan mengurangi bias, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan budaya kerja yang adil, competency-based adalah pendekatan yang lebih unggul dan relevan di era bisnis modern saat ini.
Perusahaan yang ingin bertahan dan berkembang perlu memastikan bahwa promosi didasarkan pada kemampuan nyata, bukan hanya persepsi atau impresi. Dengan mengadopsi competency-based, organisasi dapat memastikan bahwa mereka memiliki pemimpin yang tepat untuk membawa mereka menuju kesuksesan jangka panjang.
Baca Juga
- Bagaimana Mengetahui Waktu yang Tepat untuk Mengganti Strategi?
- Mengapa Kepemimpinan Tim Gagal? Tiga Pola Disfungsional yang Harus Diwaspadai!
- Takut Memberikan Umpan Balik? Ini Cara Mengatasinya!
- Membangun Budaya yang Membuat Karyawan Berkinerja Tinggi Berkembang
- Cara Efektif Menerapkan Kerja 4 Hari dalam Seminggu
- Langkah-Langkah untuk Menumbuhkan Pola Pikir Inovator
- Perusahaan yang tidak terlalu Hierarkis: Lebih lincah, lebih sukses!
- PPM School of Management