Peduli Negeri, PPM Manajemen Gelar Webinar Nasional: Pembentukan Karakter dan Mentalitas Unggul Generasi Emas Indonesia
Jakarta (01/06/22) – Sebagai lembaga manajemen pertama di Indonesia, PPM Manajemen merasa terpanggil lalu berkontribusi dalam mendidik individu-individu unggul (baik mahasiswa, maupun profesional dan ASN) demi kemajuan bangsa. Lewat Sekolah Tinggi Manajemen PPM sebagai Lembaga Pendidikan formal.
Mengangkat isu Bonus Demografi, yang puncaknya akan terjadi di tahun 2030 – 2040. PPM Manajemen menggelar webinar nasional dengan topik “Pembentukan Karakter dan Mentalitas Unggul Generasi Emas Berbasis Pancasila melalui Pendidikan” seraya mengambil momentum Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2022 yang terbuka untuk umum diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting dan live streaming melalui kanal YouTube PPM
“Kita seolah lupa dengan bonus demografi yang sedang kita nikmati ini, namun pada puncak nya bisa menjadi bumerang kalau tidak dikelola dengan baik. Untuk itu PPM Manajemen dalam ulang tahunnya yang ke 55 tahun ini mencoba untuk mengajak seluruh rangkaian bangsa untuk bergotong royong membangun bangsa untuk mengoptimalkan bonus demografi. Salah satunya dengan membangun kualitas generasi emas masa depan bangsa lewat Pembangunan Karakter dan Mentalitas Unggul berbasis Pancasila. Sebagai lembaga pendidikan, kami ingin mengajak seluruh pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk memberi perhatian lebih terhadap pengembangan jiwa Pancasila dan mentalitas yang bertumbuh (growth mindset) dari peserta didik.” ujar Nina Ivana selaku Ketua Panitia HUT 55 PPM Manajemen.
Bonus demografi merupakan periode di mana komposisi masyarakat tenaga kerja produktif (15-64 tahun) mendominasi jumlah penduduk. Dengan bonus demografi ini, Indonesia mengharapkan terjadinya peningkatan produktivitas dan GDP sebagai daya dorong untuk mengantarkan Indonesia menjadi negara maju. Untuk itu, perlu adanya usaha untuk memastikan periode ini dapat dimanfaatkan secara optimal.
Bonus Demografi ini dapat berkontribusi dalam pencapaian Visi Indonesia 2045, yaitu untuk menjadi negara yang berdaulat, adil, maju dan makmur. Untuk itu, pilar pertama pembangunan ini berpusat pada Pembangunan Manusia dan Penguasaan IPTEK. Pembangunan SDM ini menjadi kunci dalam rangka mengantar bangsa Indonesia kepada Indonesia Emas di tahun 2045. Dalam Diskusi Panel yang dilakukan oleh Center of Innovation and Collaboration (CIC) didapati bahwa salah satu faktor yang menjadi fondasi dalam pembangunan SDM adalah faktor mentalitas / pola pikir.
Dalam sambutannya di Webinar Nasional, Tjahjono Soerjodibroto selaku Ketua Umum Pengurus YYS PPM menyatakan “Filosofi jalan daun yang dianut PPM Manajemen membuat kami ingin selalu menjadi mitra organisasi agar mereka dapat bertumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang berharkat dan bermartabat. Untuk itu melalui Webinar Nasional ini kami ingin kembali mengajak para peserta pendidikan dan stakeholder untuk memberikan perhatian dan prioritas dalam pembangunan mentalitas unggul generasi emas dengan mengambil momentum Hari Kelahiran Pancasila seraya ingin mempertahankan empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika yang patut dijaga dan harus menjiwai seluruh pembentukan karekter Unggul SDM Indonesia.”
Webinar Nasional ini dibuka dengan Keynote Speech dariNadiem Makarim-Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Republik Indonesia. “Kami di Kemendikbudristek selalu percaya pendidikan akademik harus diimbangi dengan pendidikan karakter sebab di masa depan tantangan yang akan kita hadapi akan semakin beragam dan skalanya jauh lebih besar sehingga SDM unggul bukan hanya pintar secara akademik, tapi juga memiliki mentalitas yang tangguh. Oleh karena itu kami di kemendikbudristek terus berupaya memastikan agar profil pelajar Pancasila meliputi, pertama beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Dua, berkebinekaan global. Tiga, mandiri. Empat, gotong royong. Lima, bernalar kritis. Enam, kreatif.” ujar Mas Menteri.
Acara inti adalah Gelar Wicara sebanyak dua sesi, sesi pertama mengangkat topik “Pembentukan Karakter Generasi Emas berbasis Pancasila di Lembaga Pendidikan” menghadirkan tiga pembicara, yaitu Jufenda Winursito Hayuningtyas – Kepala SD Mentari Intercultural School (Pengembangan Karakter di Sekolah Swasta); Ika Budhiningsih – Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 8 (Pengembangan Karakter di Sekolah Negeri); Aries Heru Prasetyo – Dosen Sekolah Tinggi Manajemen PPM (Pengembangan Karakter melalui Mata Kuliah Soft Skill di Pendidikan Tinggi) dan dimoderatori oleh Siti Nuraisyah Suwanda – Dosen Sekolah Tinggi Manajemen PPM.
Gelar Wicara sesi dua mengangkat topik “Dukungan Lingkungan dalam Pembentukan Karakter Generasi Emas Berbasis Pancasila” dengan menghadirkan dua pembicara yaitu Gus Aan Anshori – Tokoh Pendidikan Agama; dan Ellen Kristi – Koordinator Nasional Perkumpulan Homeschooler Indonesia, serta akan dimoderatori oleh Maharsi Anindyajati – Head of Researcher Center for Human Capital Development (CHCD) PPM Manajemen. Sesi ini lebih banyak membahas bagaimana peran keluarga dalam membangun karakter anak, serta bagaimana menanamkan jiwa Pancasila melalui spiritualisme.
Dari gelar wicara dapat disimpulkan bahwa Karakter itu Jati diri yang telah tertanam selama periode yang cukup lama secara konsisten dan berulang-ulang. Contoh konkret karakter adalah kepercayaan pada Tuhan sesuai dengan sila pertama Pancasila, open minded, gotong royong, diversity –paham dengan daerahnya sendiri.
Adapun karakter generasi emas berbasis Pancasila masih sangat relevan dan bisa dijadikan panduan seiring perubahan zaman. Tantangannya adalah bagaimana mengajarkan itu pada anak muda, khususnya anak SMA, solusinya bias jadi dengan diselenggarakan dialog interaktif.
Bagi orang tua harus berpikir kritis, persiapkan mereka (anak) untuk kehidupannya di masa depan, bukan di masa kita. Bagi Guru/dosen/tenaga pendidik idealnya posisikan diri sebagai teman. Sedangkan bagi pelajar dan mahasiswa, harus olah rasa, olah pikir, olahraga, olah estetik yang bisa dipelajari dari mana saja. Belajar praktis aplikasi konsep, jangan memisahkan proses belajar, dan harus merdeka dalam belajar dalam lingkungan.
Lingkungan yang mendukung bagi pembentukan karakter individu bukan hanya dari sekolah, namun juga dari keluarga. Orang tua adalah role model, sebagai contoh, panutan, alhasil jangan reaktif ketika anak punya pikiran yang berbeda dengan anak lainnya. Jadilah partner diskusi agar bisa menyiapkan anak dalam mengambil keputusan, berkarakter toleransi, berempati, sehingga menjadi pribadi yang unggul.
Semangat dari penyelenggaraan webinar nasional ini adalah dapat tersebarnya ke khalayak ramai pemahaman mendalam mengenai pentingnya Penguatan Pendidikan Karakter melalui pendidikan; Memperoleh insight mengenai metode pengembangan karakter melalui Lembaga Pendidikan; Memperoleh insight dan inspirasi bagaimana lingkungan di luar Lembaga Pendidikan dapat mendukung terciptanya Pengembangan Karakter individu.