Mengadopsi Kearifan Pertempuran Thermopylae: Rencana Strategis Jangka Panjang untuk Keberhasilan Perusahaan
Pada tahun 480 SM, dunia menyaksikan salah satu pertempuran paling epik dalam sejarah, Pertempuran Thermopylae. Aliansi Yunani, yang dipimpin oleh Raja Leonidas dari Sparta, menghadapi pasukan Persia yang dipimpin oleh Raja Xerxes. Meskipun pasukan Sparta jauh lebih sedikit, namun mereka berhasil menahan gempuran pasukan Persia selama tiga hari.
Pertempuran Thermopylae menjadi simbol keberanian dan strategi yang cerdas, bisa ditarik pelajaran betapa pentingnya memiliki strategi yang jelas, dan betapa krusialnya menyatukan serta mengarahkan seluruh tim mengejar tujuan bersama, sasaran yang terdefinisi, dan eksekusi yang efektif.
Strategi terdiri dari arahan yang jelas untuk mencapai sasaran dalam Pertempuran Thermopylae menarik dilihat dari sudut pandang bahwa Yunani menghadapi tantangan besar, di mana pasukan Persia memiliki jumlah yang jauh lebih besar dan lebih kuat. Namun, Leonidas dan para pemimpin Yunani lainnya memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan mereka.
Tujuan mereka adalah memperlambat kemajuan musuh, memberikan waktu kepada pasukan Yunani lainnya untuk mempersiapkan pertahanan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Leonidas memilih untuk bertahan di celah sempit Thermopylae, sebuah lokasi yang memberikan keuntungan strategis bagi pasukan Yunani. Dalam celah ini, keunggulan jumlah pasukan Persia menjadi tidak relevan karena hanya sejumlah kecil prajurit yang dapat bertarung dalam satu waktu dalam celah sempit. Hal ini menunjukkan bagaimana analisis situasi dan pemilihan lokasi yang strategis dapat mengubah jalannya pertempuran.
Selain itu, Leonidas memanfaatkan semangat dan disiplin yang tinggi dari pasukan Sparta yang terkenal karena ketangguhan dan loyalitas mereka. Dengan menggabungkan lokasi strategis dan pasukan yang termotivasi, pasukan Yunani kelompok Sparta berhasil mencapai sasaran menahan serangan Persia selama tiga hari.
Mengadopsi pembelajaran perencanaan, strategi, dan optimalisasi sumber daya dari Pertempuran Thermopylae dalam dunia bisnis, kita awali dengan pertanyaan “bagaimana perusahaan memandang peran perencanaan dalam pencapaian tujuan strategis dan operasionalnya?” Pertempuran Thermopylae mengajarkan pentingnya perencanaan strategis dan keberanian untuk menghadapi tantangan besar. Seperti Raja Leonidas yang mempersiapkan pasukannya dengan strategi yang jelas, perusahaan harus merencanakan dengan teliti melalui rencana jangka panjang. Tanpa rencana yang jelas, organisasi dapat kehilangan arah, menghadapi risiko yang tidak teridentifikasi, dan gagal memanfaatkan peluang yang ada.
Perencanaan dalam konteks bisnis modern kita mengenalnya dengan rencana jangka panjang perusahaan atau RJPP/RJP. Dalam dunia bisnis, RJPP merupakan fondasi strategis yang penting bagi organisasi untuk merumuskan arah dan sasaran jangka panjangnya. Dalam dunia bisnis yang terus berubah dan kompetitif, perusahaan perlu memiliki panduan strategis yang jelas untuk menavigasi tantangan dan memanfaatkan peluang. RJPP membantu organisasi menetapkan visi dan misi yang konsisten, mengarahkan sumber daya, dan membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Pada lingkup perusahaan terkait dengan rencana jangka panjang, salah satu ketentuan yang bisa dijadikan pedoman adalah Peraturan Menteri BUMN No. PER-2/MBU/03/2023 tentang Pedoman Tata Kelola dan Kegiatan Korporasi Signifikan Badan Usaha Milik Negara yang ditetapkan pada tanggal 3 Maret 2023 dan diundangkan pada tanggal 24 Maret 2023.
Permen ini menekankan pentingnya tata kelola yang baik, akuntabilitas, dan transparansi dalam pengelolaan BUMN. RJPP tidak hanya membantu perusahaan dalam menetapkan tujuan strategis, namun juga memastikan bahwa proses pengambilan keputusan didasarkan pada analisis risiko yang matang dan pemetaan sumber daya yang optimal. Hal ini penting untuk menciptakan kepercayaan di antara para pemangku kepentingan termasuk pemerintah, pemegang saham, dan masyarakat.
Pada proses implementasi penyusunan rencana jangka panjang perusahaan, beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dan menjadi dasar rasional yang melatar belakangi perlunya penyusunan RJPP secara cermat adalah, RJPP berperan dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan untuk jangka waktu yang panjang, serta memastikan perusahaan dapat beroperasi secara stabil dan terencana, menghindari keputusan yang tidak terencana yang dapat berdampak negatif pada perusahaan.
Baca Juga
Dalam kaitannya untuk menghindari keputusan yang tidak terencana, RJPP pada implementasinya akan membantu dalam pengambilan keputusan strategis yang tepat, diawali dengan adanya rencana yang jelas, serta mendukung manajemen untuk dapat mengidentifikasi dan mengatasi tantangan yang mungkin timbul, juga memastikan bahwa keputusan yang diambil selaras dengan visi, misi perusahaan.
Pada tahapan penyusunan RJPP, salah satu elemen kuncinya adalah identifikasi dan manajemen risiko. Perusahaan harus melakukan analisis risiko untuk memahami potensi ancaman yang dapat mengganggu operasionalnya. Dengan RJPP, perusahaan dapat merencanakan langkah mitigasi risiko yang proaktif, seperti diversifikasi produk atau pasar, penguatan struktur modal, atau peningkatan keamanan informasi. Tanpa perencanaan ini, perusahaan mungkin tidak siap menghadapi perubahan mendadak di pasar atau lingkungan eksternal.
Pada Permen BUMN No. PER-2/MBU/03/2023 perusahaan diminta untuk mengidentifikasi risiko potensial, langkah penanganan, hingga penetapan program mitigasi untuk risiko-risiko yang teridentifikasi. Pengendalian risiko penting dilakukan untuk memastikan strategi hingga program yang disusun berjalan dengan efektif dan berkontribusi meningkatkan efisiensi operasional, hingga mendukung dalam optimalisasi sumber daya melalui pemetaan kondisi SDM saat ini dan kebutuhan mendatang untuk pencapaian sasaran.
Pada optimalisasi sumber daya manusia (SDM), analisa pengembangan program pelatihan dan pemenuhan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai sasaran strategi menjadi bagian penting dalam penyusunan RJPP.
Merujuk pada deskripsi elemen yang ada dalam proses penyusunan RJPP, menunjukkan bagaimana dokumen ini penting untuk memberikan pedoman yang jelas mengenai tata kelola dan kegiatan korporasi signifikan, dan secara khusus pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sesuai Permen BUMN No. PER-2/MBU/03/2023.
Kembali pada kearifan di Pertempuran Thermopylae, dikaitkan dengan perencanaan hingga penetapan sasaran strategis pada RJPP, secara jelas membantu perusahaan untuk fokus pada apa yang ingin dicapai dan merancang langkah-langkah untuk mencapainya seraya mempersiapkan mitigasi risiko untuk mencapai hasil yang optimal sehingga menciptakan nilai tambah bagi perusahaan pada akhirnya.
Bila menempatkan analogi RJPP seperti suar bagi perusahaan, sedianya RJPP menjadi dokumen penting bagi manajemen dalam menakhodai perusahaan dan menjadi acuan untuk karyawan agar dapat berjalan bersama mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Jika dieksplorasi lebih lanjut dari sudut pandang karyawan dan manajemen beberapa tantangan yang bepotensi dihadapi perusahaan apabila RJPP tidak disusun secara cermat, dan menjadi acuan bersama dalam perusahaan adalah adanya potensi manajemen yang tidak sejalan dengan karyawan ketika RJPP tidak disusun atau disosialisasikan dengan baik, bahkan dapat menyebabkan ketidakjelasan dalam prioritas kerja, penurunan motivasi, dan konflik internal tanpa adanya panduan yang jelas.
Potensi lain yang muncul adalah kurangnya pemahaman karyawan terhadap arah perusahaan yang dapat menyebabkan kebingungan di kalangan karyawan tentang arah dan prioritas perusahaan. Ketidakjelasan tersebut pada akhirnya akan berdampak pada tantangan efisiensi operasional, seperti kesulitan dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada, alokasi sumber daya manusia, teknologi, dan keuangan yang tidak efisien, sehingga dapat meningkatkan biaya dan mengurangi profitabilitas.
Belajar dari sejarah Pertempuran Thermopylae, serta melihat pentingnya RJPP sesuai Permen BUMN No. PER-2/MBU/03/2023, mari kita memanfaatkan pembelajaran tersebut dan mengadopsi prinsip-prinsip tata kelola yang baik, perusahaan dapat mengembangkan RJPP yang tidak hanya memandu mereka menuju pertumbuhan dan profitabilitas, namun juga memperkuat fondasi mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan. Mengadopsi RJPP sebagai suar strategis adalah langkah kritis yang harus dilakukan oleh semua perusahaan, terlepas dari skala atau industri mereka.
Lalu, sudahkah perusahaan memiliki rencana jangka panjang yang jelas dan komprehensif? Jika belum, bagaimana perusahaan melihat pentingnya memiliki RJPP dalam mendukung keberhasilan jangka panjang perusahaan? atau sudah siapkah perusahaan dan seluruh komponennya menyusun RJPP yang cermat, selaras dengan visi misi, untuk mencapai sasaran perusahaan, dan menciptakan keunggulan bersaing?
*Tulisan ini dimuat di BUMN Track Online