Memenangkan Hati Pasar Lewat Local Deep Insight
Dalam diskusi beberapa waktu lalu dengan sejumlah pemerhati pasar, penulis melihat betapa produk-produk dari Tiongkok semakin melebarkan sayapnya di dunia. Strateginya pun bukan kaleng-kaleng, mereka bahkan mampu membangun ekosistem produk yang lengkap dengan harga yang super kompetitif. Ibaratnya, jika kita ingin membangun sebuah sistem rumah pintar, maka seluruh peralatan elektronik dapat diintegrasikan hanya dengan memanfaatkan satu merek saja. Tak hanya itu, produk-produk elektronik dari negeri tirai bambu ini juga mampu berkoneksi secara otomatis dengan produk lain yang sudah lebih dulu “mapan”. Lalu apa sebenarnya kunci dari daya saing ini?
Artikel ini akan mengulas cara mengadopsi sebuah metode yang konon banyak diterapkan oleh para inovator dunia. Metode ini berlabel local deep insight (pemahaman yang terdalam terhadap kebutuhan lokal). Pemicu idenya cukup sederhana, di satu sisi kebutuhan masyarakat akan teknologi meningkat seiring dengan hadirnya teknologi-teknologi baru yang lebih efisien dan ramah lingkungan, namun kendalanya ada pada daya beli pasar yang tak kunjung naik pasca pandemik Covid-19 lalu.
Para inventor melihat realitas ini sebagai sebuah peluang. Tantangannya ada pada bagaimana melayani pasar dengan lebih “manusiawi” di mana pengorbanan ekonomis yang diperlukan tak sebesar di masa-masa sebelumnya.
Secara perhitungan matematika keuangan, rumusnya sudah jelas. Dari sisi pasar, kemampuan daya beli terhadap suatu produk tercermin pada harga jual produk. Ibaratnya, harga jual yang mampu dijawab pasar sudah jelas. Nah, tinggal bagaimana produsen mampu menghasilkan produk yang akan dijual pada harga tersebut. Solusinya adalah menciptakan efisiensi dari keseluruhan proses yang ada. Di sinilah inovasi itu merupakan bertransformasi menjadi sebuah kekuatan dahsyat.
Para produsen di Tiongkok memilih untuk membangun ekosistem baru yakni dengan menggandeng para pemain lokal. Ide yang terkesan sederhana ini kemudian bergulir dan perlahan menciptakan efek bola salju. Bagaimana tidak, dengan menggandeng pemain lokal, mereka menggunakan mata uang yang sama. Di sisi perdagangan juga dapat diartikan memanfaatkan bahan baku lokal.
Selanjutnya dari sisi produksi juga dikerjakan oleh masyarakat lokal yang notabene digaji dalam mata uang yang sama pula. Alhasil dari sisi produksi, mereka tak kan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs. Tidak berhenti sampai di situ, aliran distribusi produk pun dilakukan di dalam negeri. Mengapa? Karena bila di kemudian hari ditemukan kerusakan yang disebabkan karena proses produksi yang kurang sempurna, maka proses recall dapat dilakukan segera. Setelah dirasa cukup, maka produk baru dilempar di pasar global.
Percaya atau tidak, namun mekanisme itulah yang jika dinilai dengan perhitungan nominal mampu menciptakan efisiensi tinggi. Tak hanya itu, kecepatan dalam bermitra dengan pemain lokal ternyata juga berhasil membuat perusahaan lebih cepat untuk menangkap setiap peluang pasar. Tak ayal produk-produk mereka pun dengan cepat menguasai pasar global.
Lalu, adakah risiko dalam mekanisme strategi tersebut? Dalam setiap bisnis pasti ada risiko, demikian pula dalam metode local deep insight ini. Kebutuhan dan daya beli dari satu kelompok masyarakat akan berbeda dengan kelompok yang lain. Maka salah satu respons dari risiko yang dapat dilakukan adalah dengan terus mempelajari setiap pasar yang akan dilayani.
Bila dicermati secara mendalam, metode local deep insight ini mensyaratkan kita untuk terus belajar dan bertumbuh dengan pasar. Itulah kekuatan yang akan membuat perusahaan mampu mengikat hati konsumennya. Ikatan inilah yang pada akhirnya akan membawa pasar untuk menjadi pengawal setia bagi keberlanjutan perusahaan kita. Jadi, sudah siapkah kita untuk menerapkan metode ini?
Selamat berefleksi, sukses senantiasa menyertai. Salam dan doa terbaik dari kami semua!
*Tulisan ini dimuat di SWA Online