Haruskah Sebuah Brand Mempekerjakan Virtual Influencer?

Di era digital yang semakin maju, kehadiran influencer di media sosial telah menjadi bagian integral dari strategi pemasaran banyak brand. Namun, munculnya virtual influencer, membawa dimensi baru dalam dunia pemasaran. Virtual influencer sendiri adalah karakter digital yang dirancang dengan menggunakan teknologi komputer untuk menyerupai manusia dan berperilaku seperti influencer di media sosial. Lalu, haruskah sebuah brand mempertimbangkan untuk mempekerjakan virtual influencer? Berikut adalah beberapa alasan mengapa hal ini bisa menjadi langkah yang cerdas.

1. Respon Positif dari Pengikut

Salah satu alasan utama mengapa brand harus mempertimbangkan virtual influencer adalah respons positif dari pengikut. Penelitian menunjukkan bahwa pengikut cenderung lebih responsif terhadap postingan bersponsor oleh virtual influencer dibandingkan dengan influencer manusia. Mengapa hal ini bisa terjadi? Jawabannya adalah:

  • Daya Tarik Visual: Virtual influencer seringkali memiliki daya tarik visual yang tinggi. Mereka bisa dirancang dengan penampilan yang sempurna dan gaya yang konsisten, yang membuat mereka sangat menarik bagi pengikut.
  • Keunikan dan Inovasi: Kehadiran virtual influencer membawa elemen keunikan dan inovasi. Pengikut sering kali tertarik dengan sesuatu yang baru dan berbeda, dan virtual influencer memenuhi kriteria ini.
  • Kontrol Penuh: Dengan virtual influencer, brand memiliki kontrol penuh atas citra dan pesan yang disampaikan. Tidak ada risiko perilaku kontroversial atau tidak sesuai dari influencer manusia.

2. Biaya Lebih Rendah

Menggunakan virtual influencer dapat menghemat biaya pemasaran secara signifikan. Meskipun ada investasi awal dalam pembuatan dan pengembangan karakter digital, biaya operasionalnya bisa lebih rendah dibandingkan dengan mempekerjakan influencer manusia, seperti:

  • Tidak Ada Biaya Pemeliharaan: Virtual influencer tidak memerlukan perjalanan, akomodasi, atau perawatan pribadi. Semua aktivitas mereka dapat dikelola secara digital.
  • Efisiensi Waktu: Mengatur jadwal posting dan kampanye dengan virtual influencer bisa lebih efisien karena tidak perlu mempertimbangkan jadwal pribadi atau komitmen lain dari influencer manusia.
  • Penghematan Jangka Panjang: Setelah karakter virtual dikembangkan, biaya pemeliharaannya relatif rendah dibandingkan dengan membayar tarif per posting atau per kampanye yang biasanya diminta oleh influencer manusia.

3. Memperkenalkan Lebih Banyak Keragaman

Virtual influencer memungkinkan brand untuk memperkenalkan lebih banyak keragaman dalam kampanye mereka. Hal ini penting karena keragaman dan inklusi menjadi perhatian utama bagi banyak konsumen saat ini. Sebut saja:

  • Desain Fleksibel: Brand dapat merancang virtual influencer yang mencerminkan berbagai latar belakang etnis, budaya, dan gaya hidup. Ini memungkinkan brand untuk lebih inklusif dan relevan dengan berbagai audiens.
  • Adaptasi Cepat: Virtual influencer dapat dengan cepat diadaptasi untuk mewakili isu sosial atau budaya tertentu, memberikan fleksibilitas dalam merespons tren dan kebutuhan pasar.
  • Cerita yang Dikendalikan: Dengan virtual influencer, brand memiliki kendali penuh atas cerita dan pesan yang ingin disampaikan, memungkinkan narasi yang lebih kohesif dan terarah.

Untuk memahami dampak dari virtual influencer, mari kita lihat contoh Lil Miquela. Dia adalah salah satu virtual influencer paling terkenal, dengan jutaan pengikutnya di Instagram. Diciptakan oleh perusahaan teknologi Brud, Lil Miquela telah bekerja dengan berbagai brand besar seperti Calvin Klein, Prada, dan Samsung.

Keberhasilan Lil Miquela menunjukkan bahwa virtual influencer dapat membangun basis pengikut yang besar dan berpengaruh. Postingannya sering mendapatkan engagement yang tinggi, dan dia dianggap sebagai trendsetter di dunia fashion dan teknologi. Brand-brand yang bekerja dengan Lil Miquela menikmati keuntungan dari kampanye yang inovatif dan respons positif dari audiens.

Meskipun ada banyak manfaat menggunakan virtual influencer, ada beberapa tantangan yang perlu dipertimbangkan, misalnya:

  • Investasi Awal: Pembuatan virtual influencer memerlukan investasi awal yang signifikan dalam desain dan teknologi. Namun, investasi ini bisa terbayar dengan penghematan jangka panjang dan efisiensi.
  • Autentisitas: Beberapa konsumen mungkin merasa bahwa virtual influencer kurang autentik dibandingkan dengan influencer manusia. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa narasi dan kepribadian virtual influencer terasa nyata dan relevan.
  • Manajemen Krisis: Meskipun virtual influencer tidak akan terlibat dalam skandal pribadi, ada potensi masalah teknis atau backlash dari audiens. Brand harus siap untuk menangani situasi ini dengan cepat dan efektif.

Bagaimana Memulai dengan Virtual Influencer

Jika sebuah brand tertarik untuk mempekerjakan virtual influencer, berikut adalah beberapa langkah untuk memulainya:

  1. Riset dan Perencanaan: Lakukan riset mendalam tentang virtual influencer dan potensi mereka, tentukan tujuan dan strategi kampanye.
  2. Pilih Mitra Teknologi: Bekerjasama dengan perusahaan teknologi atau agensi kreatif yang memiliki pengalaman dalam menciptakan virtual influencer.
  3. Desain dan Pengembangan: Kembangkan karakter virtual yang mencerminkan nilai dan citra brand. Pastikan mereka memiliki kepribadian yang menarik dan relevan.
  4. Uji dan Luncurkan: Uji virtual influencer dalam skala kecil sebelum meluncurkannya secara luas. Kumpulkan feedback dari audiens dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
  5. Kelola dan Optimalkan: Pantau kinerja virtual influencer dan optimalkan strategi berdasarkan data dan feedback. Terus berinovasi dan beradaptasi dengan tren terbaru.

Sejatinya, virtual influencer menawarkan banyak keuntungan bagi brand yang ingin meningkatkan strategi pemasaran mereka. Dengan respons positif dari pengikut, biaya yang lebih rendah, dan kemampuan untuk memperkenalkan lebih banyak keragaman, virtual influencer bisa menjadi aset berharga dalam kampanye.

Namun, penting untuk mempertimbangkan tantangan yang ada dan merencanakan dengan baik sebelum memulai. Dengan pendekatan yang tepat, virtual influencer bisa membantu sebuah brand mencapai kesuksesan yang lebih besar di dunia digital.

Jadi, apakah brand kita siap untuk mempekerjakan virtual influencer? Pertimbangkan manfaat dan tantangannya, dan buat keputusan yang tepat untuk masa depan pemasaran.

Baca Juga

Komunikasi Korporat

Leave a Reply

Your email address will not be published.