Di Balik Suksesnya Organisasi, Ada Para Pengikut Hebat
Pernahkah kita menjadi follower dari akun media sosial seseorang yang menjadi idola? Sadarkah bahwa ketika menjadi follower akun tersebut sebetulnya kita berperan penting dalam popularitas bahkan pendapatan dari idola kita itu? Lalu, bagaimana dengan follower atau followership dalam konteks organisasi?
Followership atau kemampuan seseorang dalam mengikuti dan mendukung seorang pemimpin tak kalah penting dibandingkan dengan leadership. Dalam organisasi, kesuksesan tidak hanya bergantung pada kemampuan seorang pemimpin, namun juga pada kualitas para pengikutnya. Followership seringkali dianggap sebagai peran pasif atau sekadar mengikuti arahan, padahal peran ini sangat krusial dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Secara sederhana, leadership adalah kemampuan untuk memimpin, memotivasi, dan mengarahkan anggota tim untuk mencapai tujuan tertentu. Pemimpin diharapkan memiliki visi, inisiatif, dan kemampuan untuk menginspirasi orang lain agar bekerja sama menuju sasaran yang telah ditetapkan.
Sebaliknya, followership adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan pemimpin dan anggota tim lainnya dalam mendukung pencapaian tujuan tersebut. Peran pengikut bukan hanya untuk mengikuti instruksi, namun juga untuk memberikan kontribusi, ide, serta menunjukkan inisiatif dalam mendukung visi pemimpin.
Walaupun perbedaan antara leadership dan followership jelas, sejatinya keduanya saling melengkapi. Pemimpin yang baik membutuhkan pengikut yang solid dan proaktif agar ide dan visi yang direncanakan dapat terwujud. Demikian pula pengikut yang baik, membutuhkan pemimpin yang inspiratif untuk memberikan arahan yang jelas. Oleh karena itu dalam organisasi, hubungan antara leaders dan followers tidak bersifat hierarkis atau satu arah, namun saling memengaruhi dan bekerja bersama.
Followership memiliki peran penting dalam kesuksesan organisasi. Pertama, pengikut yang baik dapat membantu meringankan beban pemimpin dengan cara bekerja secara mandiri dan efektif, sehingga pemimpin bisa lebih fokus pada tugas strategis.
Kedua, pengikut yang proaktif dan kritis akan berperan sebagai mitra berpikir bagi pemimpin. Mereka tidak hanya mengikuti instruksi, namun juga memberikan masukan dan umpan balik yang konstruktif yang bisa membantu pemimpin dalam membuat keputusan yang lebih baik. Selain itu, pengikut yang memiliki good followership juga mampu menjaga produktivitas dan moral tim, bahkan ketika pemimpin tidak hadir, sehingga memastikan stabilitas dan keberlanjutan organisasi.
Dalam situasi organisasi yang kompleks dan dinamis, pengikut yang memiliki kualitas followership yang baik akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk berinovasi dan mengadaptasi perubahan, mampu bekerja secara mandiri, serta menghadirkan ide-ide baru, yang kemudian memperkaya strategi organisasi dan membantu mengatasi tantangan yang dihadapi.
Membangun good followership di lingkungan organisasi memerlukan upaya yang konsisten dari berbagai pihak, terutama dari pemimpin. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:
1. Memberikan arahan dan visi yang jelas. Pemimpin perlu memberikan arahan yang jelas mengenai visi, tujuan, dan prioritas organisasi. Dengan demikian, pengikut memiliki pemahaman yang sama tentang apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Pengikut yang memahami visi organisasi akan lebih mudah untuk menunjukkan komitmen dan kesetiaan dalam mendukung pencapaian tujuan.
2. Membangun budaya kepercayaan dan keterbukaan. Untuk menciptakan good followership, pemimpin perlu menciptakan lingkungan di mana setiap anggota merasa dihargai dan bebas untuk menyampaikan pendapat. Keterbukaan ini akan meningkatkan loyalitas dan rasa tanggung jawab pengikut terhadap organisasi.
3. Memberikan otonomi dan kesempatan berinovasi. Pengikut yang diberikan ruang untuk berpikir dan bertindak secara mandiri akan merasa lebih dihargai dan terlibat. Otonomi ini juga memungkinkan mereka untuk berkontribusi lebih maksimal dan menjadi mitra yang lebih aktif bagi pemimpin. Namun demikian, pemberian otonomi tersebut perlu diimbangi dengan mempertimbangkan kompetensi dan potensi pengikut.
4. Mengembangkan dan mengapresiasi potensi pengikut. Memberikan kesempatan bagi pengikut untuk mengembangkan keterampilan mereka serta apresiasi akan meningkatkan motivasi dan loyalitas. Pemimpin yang peduli pada perkembangan anggota timnya tidak hanya akan mendapatkan pengikut yang setia, namun juga menciptakan tim yang lebih solid dan kompeten.
Jadi, followership merupakan elemen kunci dalam kesuksesan sebuah organisasi, sama pentingnya dengan leadership. Followership dan leadership harus berjalan selaras, di mana keduanya saling melengkapi dan mendukung dalam mencapai tujuan bersama. Dalam organisasi yang sehat, pengikut bukanlah pihak yang pasif, namun individu yang proaktif, loyal, dan memiliki komitmen tinggi.
Dengan membangun good followership, organisasi tidak hanya dapat mencapai hasil yang optimal, namun juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif dan produktif.
*Tulisan ini dimuat di SWA Online