Cara Mendapatkan Hati Gen Z si Pengisi Angkatan Kerja Masa Kini

Cara Mendapatkan Hati Gen Z si Pengisi Angkatan Kerja Masa Kini

Gen Z (dibaca gen zi) merupakan istilah untuk menyebut generasi muda zaman sekarang. Kelompok anak muda yang menjadi dan memberi pengaruh kuat pada lingkungan dari segala usia.

Bagi Gen Z, poin utamanya bukanlah mendefinisikan diri mereka sendiri melalui satu stereotip, namun lebih kepada individu untuk bereksperimen dengan berbagai cara untuk menjadi diri mereka sendiri dan membentuk identitas individu mereka dari waktu ke waktu.

Masa muda adalah masa yang menggembirakan, namun juga bisa jadi merupakan masa kecemasan yang tinggi karena kelompok anak muda berjuang untuk mencari dan membangun jati diri mereka sendiri, menstabilkan pendapatan, dan menemukan tempat mereka di lingkungan.

Jauh sebelum istilah influenser diciptakan, kelompok anak muda memainkan peran sosial tersebut dengan menciptakan dan mengartikan tren. Sekarang generasi baru influenser telah hadir.

Anggota Gen Z umumnya orang yang lahir dari tahun 1997 hingga 2012 yang merupakan penduduk asli digital sejati. Sejak muda mereka telah terpapar internet, jejaring sosial, dan sistem seluler. Konteks tersebut telah menghasilkan generasi hiperkognitif yang sangat nyaman dalam mengumpulkan dan merujuk silang banyak sumber informasi dan dengan mengintegrasikan pengalaman virtual dan offline.

Seiring perkembangan zaman, tidak sedikit masyarakat yang menganggap Gen Z tumbuh menjadi pribadi yang manja dan lemah mental. Rupanya “label” ini juga didukung oleh penelitian dari American Psychological Association (APA) pada tahun 2018, yang melaporkan sekitar 91% dari Gen Z merasa stres terkait dengan masalah politik, iklim, dan keamanan online, dibandingkan dengan 72% orang dewasa pada umumnya.

Lalu apakah dengan segala kemudahan yang ada pada zaman sekarang justru membuat Gen Z makin menderita sehingga angka depresi terus melonjak? Pemikiran serupa membuat lahirnya istilah “Generasi Strawberry” yang seringkali digunakan untuk melabeli karakteristik para Gen Z.

Istiliah Generasi Strawberry awalnya muncul dari negara Taiwan, sebuah penggambaran seseorang yang memiliki kreatifitas yang sangat baik, akan tetapi apabila diberi sedikit tekanan saja ia langsung hancur. Hal tersebut sangat mirip dengan buah strawberry yang memiliki wujud yang cantik dan menawan, namun saat buah tersebut menerima sedikit remasan atau tekanan langsung hancur.

Pada dasarnya karakter yang dimiliki oleh setiap generasi tidaklah sama, tergantung dengan pembentukan kepribadian dari lingkungan yang ada di sekitarnya. Generasi Strawberry cenderung besar di lingkungan yang memiliki teknologi memadai dan juga orang tua yang selalu ingin memberikan yang terbaik pada anak, sehingga lingkungan tersebut dapat menciptakan generasi yang mudah lari dan menyerah dari kesulitan dengan dalih kesehatan mental (mental health), generasi yang konsumtif dengan dalih self reward, generasi yang sering berlibur dengan dalih healing.

Beberapa waktu belakangan, ada masa di mana tiba-tiba saja muncul istilah baru “the great resignation”. Ketika ancaman resesi terbayang di depan mata, tenaga-tenaga kerja potensial justru melepaskan posisi mereka. Sementara itu, kita semua tahu bahwa kinerja terbaik membutuhkan tim terbaik.

Para Gen Milenial dan Gen Z tanpa ragu hengkang dari perusahaan tempat mereka bekerja karena merasa tidak adanya kecocokan atau kesamaan visi lagi. Kondisi ini sempat membuat bingung banyak perusahaan. Artinya, persaingan untuk mendapatkan talenta terbaik akan semakin sulit. Perusahaan harus mencari cara terbaik untuk bisa kembali mendapatkan talenta terbaik yang ada di pasaran dan kemudian mempertahankannya dengan baik.

Limeade (2020) menjelaskan bahwa karyawan muda khususnya Gen Z dan Milenial rentan terkena burnout karena overwork dan underpaid, itu sebabnya mereka cenderung mudah berpindah tempat. Delloite (2022) juga membuktikan bahwa Milenial memiliki kecenderungan untuk bertahan paling lama 2 tahun pada satu perusahaan.

Bila pada masa lalu ukuran perusahaan dan penawaran gaji menjadi daya tarik utama para talenta, masa sekarang fleksibilitas bekerja juga menjadi salah satu daya tarik utama para talenta. Begitu banyak talenta terbaik yang mundur dari perusahaan besar seperti Twitter ketika metode bekerja penuh waktu di kantor menjadi suatu keharusan. Mindset mereka sudah bergeser dengan mengutamakan work life balance sebagai salah satu nilai penting dalam hidup mereka.

Bukan rahasia lagi bahwa hubungan antara karyawan dengan pekerjaan mereka, dan antara karyawan dengan perusahaan, telah berubah dalam beberapa tahun terakhir. Komposisi angkatan kerja juga berkembang dengan cepat. Karyawan termuda menjadi bagian yang semakin besar dari angkatan kerja.

Menurut beberapa pembahasan, Gen Z dapat mencakup lebih dari seperempat angkatan kerja global pada tahun 2025 disamping generasi Milenial.

Padahal generasi Milenial yang pada tahun 2023 ini berusia 26-40 tahun adalah generasi kerja yang paling ideal. Bayangkan jika kita sebagai HR/Talent Acquisition harus terus merekrut besar-besaran setiap 2 tahun, berapa banyak biaya dan waktu yang kita keluarkan?

Perusahaan perlu memutar otak untuk benar-benar mempertimbangkan pola dan aturan kerja bagi para talenta ini. Penanganan, pengembangan, dan sikap manajemen kepada karyawan khususnya Gen Z perlu lebih atraktif dan menjadikan nilai-nilai hidup karyawan sebagai fokus utama.

Transparansi juga menjadi salah satu hal yang penting bagi para karyawan masa kini. Para talenta terbaik ini juga membutuhkan perusahaan yang memiliki tujuan yang jelas dan bermanfaat bagi sesama. Mereka akan mempertimbangkan “nilai” perusahaan dari bagaimana mereka diperlakukan oleh perusahaan bahkan mulai dari proses rekrutmen mereka.

Semakin transparan, cepat, dan informatif pihak perekrut, semakin kuat daya tarik mereka untuk bergabung. Kejelasan mengenai compensation and benefit, program pengembangan, sampai jalur karier menjadi hal yang prioritas bagi mereka. Budaya perusahaan yang masih kental atmosfer subjektif lambat laun akan ditinggalkan oleh para talenta terbaik. Kepentingan bersama dan semangat kolaborasi merupakan pedoman utama untuk memajukan perusahaan. Ingat! bahwa people quit bosses, not companies.

Perusahaan sudah harus mulai mempersiapkan metode-metode khusus untuk menarik minat agar mereka tertarik. Seperti halnya angkatan kerja Generasi Milenial, angkatan kerja Gen Z juga punya karakter tersendiri terkait bagaimana mereka akan berkontribusi di dunia kerja.

Sedari kecil mereka sudah modern, sudah terbentuk karakteristik Gen Z yang lebih unik dibandingkan generasi-generasi sebelumnya, terutama di dunia kerja. Mereka dinilai lebih aktif, kreatif serta tidak ketinggalan zaman. Sosok seperti inilah yang dibutuhkan perusahaan saat ini.

Terdapat sejumlah tips yang bisa menjadi pertimbangan HR/Talent Acquisition dalam menarik hati para Gen Z, antara lain:

1. Menggunakan kekuatan visual

Gen Z adalah generasi yang dekat dengan multimedia dan menyenangi konten visual. Gen Z tumbuh dalam era multimedia dan menyukai konten visual. Mereka hidup di era modern dan mahir menavigasi internet dan menggunakan media sosial lebih baik daripada orang lain. Itu sebabnya YouTube, Instagram, dan TikTok merupakan media sosial generasi ini.

Anda dapat menggunakan kekuatan visual untuk membangun citra perusahaan, baik melalui media sosial maupun website perusahaan. Berikan konten video dan gambar yang kreatif, relate dengan tren untuk mempromosikan lowongan pekerjaan dan perusahaan Anda.

Sementara ini rekrutmen virtual masih menjadi salah satu opsi terbaik untuk menjadi alat dalam talent war proses rekrutmen.  Pengembangan user interface (UI)/user experience (UX) halaman karier perusahaan tergolong penting, online presence membuat rasa penasaran juga ketertarikan tersendiri.

2. Pentingnya employer branding di media sosial

Gen Z mengandalkan review dan rujukan dari seseorang untuk melamar pekerjaan, mereka akan melihat bagaimana rasanya bekerja di perusahaan tersebut. Oleh karena itu, Anda harus bisa membuat Gen Z menjadikan perusahaan Anda sebagai perusahaan dambaan.

Caranya adalah dengan mengajak para karyawan untuk membagikan kehidupan mereka di kantor melalui media sosial. Cara ini juga terasa lebih otentik untuk mengenalkan budaya kerja perusahaan kepada mereka. Disamping itu situs-situs review kerja yang membantu mereka mengambil keputusan melamar di sebuah perusahaan, termasuk aktivitas yang menunjukkan bahwa perusahaan Anda tech-friendly.

3. Mengutamakan candidate experience yang positif

Jika perusahaan Anda memperjuangkan hal ini maka berilah wadah bagi mereka untuk membagikan pengalaman tersebut di media sosial yang biasa digunakan. Secara tidak langsung Anda akan mengenalkan kultur perusahaan dan meningkatkan employee engagement.

Gen Z cenderung mencari pekerjaan yang sesuai dengan karakter mereka, bukan menyesuaikan diri dengan jenis pekerjaan dan lingkungan kerja. Jika jenis pekerjaan tidak membutuhkan keterampilan tinggi maka Anda sebaiknya memilih mereka berdasarkan karakter yang cocok dengan jenis peran yang Anda tawarkan. Soal kemampuan teknis dan lainnya, mereka akan belajar dan menjadi lebih baik di tempat kerja.

4. Fast feedback

Setelah dipersiapkan sedemikian rupa media/channel dan tampilan proses rekrutmen, Gen Z memiliki kebutuhan feedback yang berkelanjutan. Teknologi membentuk ekspektasi mereka dan memungkinkan mereka mengakses komunikasi secara praktis dan instan.

Gen Z terbiasa dengan dunia media sosial yang saling berhubungan dan interaktif, informasi mudah dibagikan kepada orang-orang dalam hitungan detik. Mereka tahu berkomunikasi di era digital itu mudah, sehingga mereka terbiasa mendapatkan umpan balik secara cepat.

Jika perusahaan terlalu lama memberikan respons umpan balik (feedback), maka candidate experience-nya buruk. Salah satu cara termudah untuk menghindari hal ini adalah dengan memberi tahu setidaknya maksimal dua minggu, bahwa mereka adalah kandidat yang Anda cari atau bukan.

Tugas dariHR/Talent Acquisition tidak berhenti di sini, namun terdapat beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan agar dapat lebih menarik Gen Z ke perusahaan. Maka dari itu, baik untuk kita mengetahui apa yang diinginkan Gen Z di tempat kerja.

Penting bagi perusahaan untuk menciptakan tempat kerja yang memenuhi keinginan dan kebutuhan generasi ini untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik. Budaya yang kita ciptakan, alat yang kita sediakan, dan lingkungan umum yang kita bangun dapat sangat bermanfaat.

Dengan pemikiran tersebut, kita akan fokus pada bagaimana perusahaan dapat membuat ruang kantor lebih menarik bagi kaum muda. Di sini terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat merancang tempat kerja untuk Gen Z, antara lain:

1. Pimpin dengan Teknologi

Ibarat sedari kecil sudah hidup di era digital, Gen Z tumbuh bersama perkembangan teknologi yang pesat dan digitalisasi di segala sektor dengan mengedepankan kepraktisan dan efisiensi dalam proses.

Hal itu membentuk karakternya sebagai sosok yang gemar memanfaatkan teknologi untuk berbagai keperluan termasuk bekerja. Gen Z tidak hanya nyaman dengan teknologi, mereka hidup dan menghirupnya serta dilengkapi dengan baik untuk menangani kolaborasi secara online.

Oleh karena itu, penting untuk melengkapi tempat kerja Anda dengan alat untuk online meeting, penyimpanan data berbasis cloud dan virtual, serta ruang yang tepat untuk bekerja. Memilih desain yang ramah teknologi dan terintegrasi penuh ke dalam desain kantor, akan memungkinkan mereka mengasah dan memaksimalkan produktivitas.

Alat komunikasi digital dapat digunakan sebagai sarana untuk mempromosikan interaksi antara karyawan, terutama untuk pekerja jarak jauh. Maka, agar perusahaan diminati Gen Z, segera adopsi teknologi ke dalam proses kerja. Manfaatkan teknologi untuk memudahkan dan meningkatkan efisiensi kerja karyawan Gen Z.

2. Sosial vs Pribadi

Kantor dengan tema “open space” tampak sesuai untuk pekerjaan yang bersifat kolaboratif, tetapi Gen Z juga menginginkan ruang pribadi di mana mereka dapat terlibat dalam periode kerja terfokus. Mencapai keseimbangan sosial-pribadi yang tepat di ruang kerja, bersama dengan aspek lain dari desain fisik kantor Anda sangatlah penting.

Ruang istirahat adalah cara yang bagus untuk membuat anggota kantor merasa betah. Menggabungkan pod privasi, zona tenang di denah lantai terbuka akan memberi mereka pilihan untuk bekerja bersama pun juga mendapatkan “me time” untuk konsentrasi tanpa gangguan bila diperlukan. Musik akustik juga bisa dipertimbangkan untuk membuat ruangan yang lebih kecil dengan kedap suara yang bagus.

3. Memberi kesempatan pengembangan diri

Pengembangan diri adalah suatu hal yang menarik bagi Gen Z disamping compensation dan benefit. Gen Z sangat berharap pada pekerjaan yang menawarkan pengembangan diri dan kesempatan karier yang baik. Memberikan tawaran pekerjaan yang mencakup pelatihan profesional untuk meningkatkanskill dan kompetensi serta menyediakan ruang untuk tumbuh akan menarik kandidat Gen Z ke perusahaan Anda. Cara ini juga akan membantu Anda mempertahankan mereka.

4. Berikan work life balanceyang baik

Gen Z sangat menyukai keseimbangan antara hidup dan bekerja. Perusahaan yang memiliki jam dan lokasi kerja yang fleksibel dirasa lebih menarik bagi Gen Z. Bisa jadi kegiatan-kegiatan yang bernuasa healing bersama atau kesempatan berolahraga di kantor dapat menjadi daya tarik bagi mereka.

Transisi dari Gen Y ke Gen Z menandai titik balik yang kritis. Bisnis dapat memastikan kelangsungan hidup mereka dengan mencoba beradaptasi dan berubah dengan dunia di sekitar mereka. Memutakhirkan teknologi perusahaan, menumbuhkan budaya persaingan yang sehat, dan memikirkan kembali desain perusahaan tempat bekerja hanyalah beberapa cara untuk memperkenalkan perusahaan kepada Gen Z.

Kebutuhan saat ini, adalah menciptakan desain teduh yang akan sesuai dengan persyaratan beberapa generasi hidup berdampingan dalam suatu lingkungan.

*Tulisan ini dimuat di SWA Online

Pratidina Kartika Putri

3 Comments

  • What’s up i am kavin, its my first time to commenting anyplace, when i
    read this piece of writing i thought i could also make comment due to this brilliant paragraph.

  • You’ve made some really good points there.

    I checked on the web to learn more about the
    issue and found most people will go along with your views on this site.

  • Your style is very unique compared to other folks I have
    read stuff from. Thank you for posting when you have the opportunity, Guess I’ll just book mark
    this page.

Leave a Reply

Your email address will not be published.