
Pemasaran Jellycat: Saat Penjual Jadi ‘Chef Emosi’ dan Konsumen Jatuh Hati
Beberapa bulan terakhir, dunia parenting dan lifestyle di Indonesia diramaikan oleh kehadiran boneka Jellycat. Bukan sekadar mainan, boneka asal Inggris ini telah menjelma menjadi ikon gaya hidup dan simbol kasih sayang, mulai dari kado kelahiran, hampers bayi, hingga koleksi pribadi para selebritas dan influencer.
Yang menarik, kesuksesan Jellycat tidak dibangun hanya dari kelembutan bahan bonekanya, tetapi dari bagaimana merek ini menghadirkan pengalaman yang utuh, dari nama boneka yang memikat hati, cara penyajian yang istimewa, hingga interaksi tenaga penjual yang penuh emosi. Semua ini dibangun melalui strategi pemasaran yang sangat manusiawi dan berbasis cerita.
Kata-Kata yang Menyentuh: Magic Words dalam Dunia Boneka
Dalam buku Magic Words karya Jonah Berger (2023), dijelaskan bagaimana kata-kata yang tepat dapat mengubah persepsi dan mendorong tindakan. Jellycat menerapkan konsep ini sejak awal, mereka tidak menyebut produknya hanya sebagai “boneka,” tetapi memberi masing-masing nama yang unik dan penuh kepribadian, seperti Bashful Bunny, Fuddlewuddle Lion, atau Amusable Croissant.
Kata-kata ini bukan hanya nama, melainkan karakter. Konsumen tidak membeli “boneka kelinci,” tetapi mereka membawa pulang seorang teman bernama Bashful, si pemalu yang siap menemani tidur malam anak-anak. Bahasa yang digunakan pada deskripsi produk pun penuh perasaan, “A gentle companion for quiet moments and warm hugs.” Dengan kata-kata seperti ini, Jellycat tidak sekadar menjual produk, tetapi membangun ikatan emosional sejak pandangan pertama.
Pengalaman yang Dirancang: Ketika Unboxing Menjadi Cerita
Kesuksesan Jellycat juga ditopang oleh cara mereka menyampaikan produk kepada pelanggan. Buku The Power of Moments (2017) oleh Chip Heath dan Dan Heath menjelaskan bahwa pengalaman berkesan tidak terjadi secara kebetulan, melainkan bisa diciptakan dengan sengaja.
Jellycat dan para mitranya menerjemahkan konsep ini melalui momen unboxing yang spesial. Kotak kemasan bukan hanya wadah, tetapi dirancang layaknya hadiah personal, seperti:
- Kartu cerita dari sang boneka
- Kertas pelindung bergambar imajinatif
- Pita yang diikat dengan tangan
- Kadang disisipkan aroma lembut seperti lavender
Pengalaman ini sering kali membuat penerima merasa istimewa, bahkan meneteskan air mata karena lebih dari sekadar membeli barang, mereka merasa dikenang dan dihargai.
Penjual Bukan Kasir: Mereka Adalah Juru Masak Emosi
Di balik kesuksesan Jellycat, ada satu elemen penting yang sering tak terlihat, tenaga penjualnya. Mengacu pada buku To Sell is Human karya Daniel H. Pink (2012), dijelaskan bahwa menjual di era sekarang bukan lagi soal membujuk, tetapi memberi makna dan menjadi mitra dalam keputusan konsumen.
Di toko resmi Jellycat maupun reseller terpercaya, tenaga penjual diposisikan seperti juru masak di restoran fine dining. Mereka tidak hanya menyajikan produk, tetapi menciptakan pengalaman emosional. Mereka mengenali karakter tiap boneka, membantu konsumen memilih berdasarkan cerita, bukan harga. Mereka menyajikan boneka seperti chef menyajikan hidangan special, dengan penuh cinta dan perhatian.
Seorang ibu yang mencari hadiah untuk anaknya tidak hanya dibantu memilih “yang lucu”, tetapi diceritakan bahwa Fuddlewuddle Puppy cocok untuk anak aktif yang butuh teman berpetualang. Interaksi ini menciptakan rasa percaya dan keintiman, yang menjadikan pembelian sebagai pengalaman berharga.
Ketika Produk Menjadi Cerita, Loyalitas Pun Mengalir
Semua strategi ini —mulai dari pemilihan kata, penyampaian produk, hingga interaksi personal— bukan hanya menciptakan penjualan, tetapi membangun loyalitas emosional. Konsumen merasa terhubung, bukan hanya pada merek, tetapi pada makna yang mereka rasakan saat membawa pulang Jellycat pertama mereka.
Bagi merek-merek lain yang ingin meniru kesuksesan Jellycat, pelajaran terbesarnya adalah, orang tidak membeli barang, mereka membeli perasaan. Dan perasaan itu muncul ketika merek bisa menyentuh hati melalui kata, momen, dan hubungan manusia.
Program Pelatihan Terkait: