
Belajar dari Blunder Abidzar, Bagaimana Komunikasi Publik Memengaruhi Branding Film Business Proposal
Komunikasi publik memainkan peran krusial dalam membentuk persepsi dan opini audiens. Kesalahan komunikasi, terutama oleh figur publik, dapat berdampak signifikan terhadap penerimaan suatu produk atau karya. Hal ini tercermin dalam kasus Abidzar Al-Ghifari, pemeran utama dalam film adaptasi Indonesia dari Business Proposal, yang baru-baru ini menuai kontroversi akibat beberapa pernyataannya dalam wawancara publik.
Salah satu pernyataan yang memicu reaksi negatif adalah pengakuannya bahwa ia tidak menonton versi asli drama Korea sebelum membangun karakternya sendiri. Selain itu, ia juga dianggap tidak menghargai penonton dan sikapnya yang dinilai kurang peduli terhadap ekspektasi penggemar. Akibatnya, film tersebut mendapat banyak kritik dan akhirnya membuat mengalami penurunan minat penonton.
Sebagai seorang aktor yang berperan dalam adaptasi dari karya yang sangat populer, pernyataan Abidzar mengindikasikan kurangnya strategi komunikasi yang matang.
Dalam ilmu komunikasi publik, dikenal konsep public perception management, di mana seorang tokoh publik harus memahami bagaimana audiensnya berpikir dan merasakan suatu pesan. Mari kita bahas apa saja hal yang dianggap sebagai “kesalahan” dalam komunikasi Abidzar.
Pertama, kurangnya riset audiens.
Penggemar drama Korea sangat loyal dan memiliki ekspektasi tinggi terhadap adaptasi karya favorit mereka. Pernyataannya seolah menunjukkan bahwa ia tidak memahami atau menghormati karya asli, yang menyebabkan kekecewaan di kalangan penggemar.
Kedua, gaya komunikasi yang kurang diplomatis.
Dalam industri hiburan, diplomasi dalam berkomunikasi sangat penting. Bahkan jika seorang aktor memiliki perspektif yang berbeda dalam membangun karakter, ia tetap harus menekankan apresiasi terhadap sumber aslinya. Kesalahan ini memperlihatkan bahwa Abidzar kurang memperhitungkan persepsi publik sebelum menyampaikan pendapatnya.
Ketiga, sikap yang dianggap meremehkan penonton.
Selain pernyataan tentang tidak menonton versi asli, Abidzar juga beberapa kali menyampaikan komentar yang dianggap kurang menghargai calon penonton. Misalnya, dalam kesempatan wawancara, ia mengatakan bahwa tidak ada yang di ingat dari komentar netizen yang kontra karena yang kontra tidak akan diundang ke premier. Sebagian audiens menganggap ini sebagai tanda kurang terbuka dengan kritikan.
Keempat, respons lambat dalam krisis komunikasi.
Setelah kritik bermunculan di media sosial, Abidzar baru kemudian memberikan klarifikasi dan permintaan maaf. Dalam crisis communication, penting bagi figur publik atau tim PR (public relation) untuk merespons secara cepat dan strategis guna meminimalisir dampak negatif. Blunder komunikasi ini secara langsung berdampak pada pemasaran film A Business Proposal versi Indonesia.
Dalam strategi marketing, khususnya di industri hiburan, word of mouth dan persepsi brand sangat menentukan kesuksesan suatu film. Akibatnya kita bisa lihat bahwa hal ini menurunkan minat penonton.
Film ini mengalami boikot di media sosial, dengan banyak netizen menyerukan agar tidak menonton film tersebut. Ketika sentimen negatif meluas, calon penonton yang awalnya tertarik bisa mengubah keputusannya untuk tidak menonton.
Adaptasi film dari drama Korea terkenal harusnya mendapat keuntungan dari basis penggemar yang besar. Namun, pernyataan kontroversial ini justru menciptakan sentimen negatif terhadap brand film tersebut. Dampaknya juga bisa meluas pada persepsi terhadap aktor dan tim produksi secara keseluruhan.
Krisis komunikasi ini juga menyebabkan banyaknya komentar negatif di platform seperti X (Twitter), Instagram, dan TikTok, yang berujung merusak efektivitas kampanye promosi. Iklan digital atau endorsement yang seharusnya meningkatkan hype malah berpotensi gagal karena dominasi sentimen negatif.
Lalu, apa yang bisa dipelajari dari hal ini?
Blunder ini memberikan pelajaran penting bagi industri hiburan dalam mengelola komunikasi publik dan strategi pemasaran. Strategi pertama yang bisa diterapkan adalah manajemen komunikasi publik yang lebih matang. Sebagai seorang figur publik, setiap pernyataan harus dikemas dengan mempertimbangkan persepsi audiens. Sebaiknya, Abidzar bisa mengatakan bahwa ia ingin menafsirkan karakter dengan caranya sendiri, namun tetap menghargai versi aslinya.
Kedua, penerapan Crisis Communication Plan. Dalam industri hiburan, setiap proyek seharusnya memiliki strategi crisis management untuk mengantisipasi kemungkinan kesalahan komunikasi. Tim PR (public relation) harus selalu siap dengan pernyataan resmi yang cepat dan tepat untuk menangani kontroversi.
Ketiga, strategi marketing yang lebih adaptif. Setelah kontroversi muncul, tim marketing harus segera beralih ke strategi yang lebih bersifat damage control. Menggunakan influencer atau tokoh yang dihormati dalam komunitas drama Korea bisa menjadi salah satu cara untuk meredakan reaksi negatif. Mengadakan diskusi publik atau sesi interaksi langsung dengan aktor dan kru film juga dapat membantu memperbaiki citra.
Kasus Abidzar dalam A Business Proposal versi Indonesia menunjukkan bahwa kesalahan komunikasi publik dapat memberikan dampak besar terhadap keberhasilan pemasaran suatu film. Dalam era digital saat ini, di mana persepsi publik dapat dengan cepat berubah akibat satu pernyataan viral, sangat penting bagi figur publik dan industri hiburan untuk memahami strategi komunikasi yang tepat.
Penerapan strategi komunikasi publik yang matang, crisis management yang responsif, dan marketing yang adaptif adalah kunci dalam mengelola brand film agar tetap sukses di tengah tantangan opini publik. Industri hiburan harus belajar dari kasus ini agar kesalahan serupa tidak terulang di masa depan, serta untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan audiensnya.
*Tulisan ini dimuat di SWA Online
Baca Juga
- Elemen-Elemen Kampanye Cause Marketing yang Efektif di Media Sosial
- 10 Taktik Meluncurkan Produk Menggunakan Media Sosial
- Cara Sederhana untuk Memodernisasi Rantai Pasokan
- Berpikir Kritis Menemukan Penyebab Masalah
- Memahami yang Tak Terlihat, Masa Depan Pertumbuhan dan Produktivitas
- PPM School of Management