PPM Peduli Terhadap Business Ethics and Governance Action
Jakarta-PPM Manajemen menunjukkan komitmen yang kuat terhadap etika bisnis dan tata kelola dengan berpartisipasi aktif dalam Responsible Business Forum 2024, pada 5 Desember 2024, di Main Hall, Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta yang diselenggarakan oleh UN Global Compact Network Indonesia (IGCN). Sebagai anggota working group dalam forum ini, PPM Manajemen mendukung implementasi prinsip-prinsip keberlanjutan dan tata kelola yang berintegritas dalam sektor bisnis.
Melalui praktik bisnis yang bertanggung jawab dan kolaborasi multi-stakeholder. Dalam kapasitasnya sebagai anggota IGCN, PPM Manajemen juga terlibat dalam diskusi strategis yang membahas bagaimana perusahaan dapat melampaui kepatuhan regulasi untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi masyarakat.
PPM Manajemen memperkuat perannya sebagai mitra strategis dalam menciptakan lingkungan bisnis yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam forum ini, PPM Manajemen turut menjadi salah satu moderator, yang mencerminkan komitmennya terhadap pengembangan kolaborasi lintas sektor dan pengelolaan bisnis yang berintegritas. Partisipasi PPM Manajemen sejalan dengan visinya untuk memperkuat praktik bisnis berkelanjutan di tengah dinamika pasar yang kompleks.
Salah satu sesi penting dalam forum ini adalah Plenary 3 yang berjudul “Reflecting on Collective Action: What Works—and What Doesn’t—in Anti-Corruption Efforts“. Dalam sesi ini, Aries Heru Prasetyo, M.M. RFP-I, Ph.D., yang menjabat sebagai Head of Corporate Marketing dan Dosen di PPM School of Management, berperan sebagai moderator di acara Responsible Business Forum 2024.
Kontribusi Aries Heru Prasetyo dalam sesi tersebut memberikan perspektif akademis dan praktis mengenai upaya kolektif dalam pemberantasan korupsi, serta tantangan dan peluang yang dihadapi dalam implementasinya. Partisipasi PPM Manajemen melalui perwakilannya menegaskan komitmen institusi ini dalam mendorong praktik bisnis yang berintegritas dan berkelanjutan di Indonesia.
Responsible Business Forum 2024 mengangkat tema “Leadership Beyond Compliance: Creating Value through Integrity”. Kemajuan global menuju Agenda 2030 masih tertinggal hingga 85 persen, dengan Indonesia tertinggal hingga 38 persen dari target. Hal ini menggarisbawahi perlunya percepatan implementasi SDGs. Dengan begitu, acara ini dilaksanakan untuk memajukan Implementasi Agenda 2030 dengan penekanan kuat pada antikorupsi sebagai elemen dasar tata kelola etis, serta mengajak sektor bisnis untuk mendorong penciptaan nilai yang berkelanjutan.
Presiden UN Global Compact Network Indonesia (IGCN) Y. W. Junardy menekankan pentingnya integritas guna mencapai pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan. “Pentingnya kepemimpinan adalah yang tidak hanya fokus pada keuntungan, tetapi juga pada kesejahteraan, inklusi, dan keberlanjutan,” kata Junardy saat berbicara di Responsible Business Forum 2024.
Dia menggarisbawahi kepemimpinan transformatif harus menciptakan nilai melalui integritas, dengan tindakan nyata untuk mempercepat pencapaian tujuan keberlanjutan lingkungan, praktik bisnis inklusif, serta hak-hak semua warga Indonesia.
Nilai-nilai seperti antikorupsi, kesetaraan gender, dan perlindungan lingkungan harus menjadi bagian dari DNA organisasi untuk mencapai keadilan dan kelestarian alam. “Integrasi nilai-nilai ini adalah kelebihan yang harus dimanfaatkan untuk mendorong kolaborasi dan perubahan positif,” tambahnya.
Senada dengan Junardy, Direktur Keuangan, Sumber Daya Manusia, dan Umum IDX Risa E. Rustam mengatakan, kerangka kerja bisnis harus menyediakan peta jalan bagi keterlibatan sektor swasta, yang menekankan bagaimana bisnis dapat berkontribusi pada perdamaian, keadilan, dan pelaksanaan integritas. “Pilar-pilar ini merupakan dasar bagi bisnis untuk berkembang dan secara bermakna mendukung pembangunan berkelanjutan. Mencapai tujuan-tujuan ini membutuhkan lebih dari sekadar visi. Hal ini memerlukan tindakan tegas, terutama dimulai dengan kepemimpinan yang berintegritas,” tuturnya.
Forum ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang SDGs dan Prinsip ke-10 UN Global Compact, yang bertujuan untuk berbagi studi kasus dan praktik baik dari sektor bisnis mengenai integrasi keberlanjutan dan anti-korupsi.