Cooperavi untuk Veni Vidi Vici
Veni Vidi Vici merupakan ungkapan dari Julius Caesar untuk menggambarkan kemampuannya dalam memperluas kekuasaan Romawi pada tahun 47 SM. Ungkapan dari bahasa Latin tersebut dapat diartikan dengan “Saya datang, Saya melihat, Saya menang”.
Dengan hanya tiga kata tersebut, Julius Caesar secara sederhana menceritakan proses penaklukan kota Zela, atau Turki namanya saat ini. Melalui kata sederhana tersebut Julius Caesar ingin menunjukkan dominasinya sebagai panglima perang sehingga disegani lawan-lawannya.
Tiga kata sederhana tersebut dapat juga diterapkan dalam dunia bisnis. Seorang pebisnis perlu memiliki sense atas peluang bisnis. Sense tersebut belum tentu terbangun apabila pebisnis tidak datang ke dalam lingkungan industri. Terminologi “datang” di sini bukan berarti terlibat ataupun menjadi pelaku aktif. Penting bagi pebisnis untuk memahami lingkungan industri melalui bacaan, artikel, catatan, laporan, hasil kajian, atau bentuk data sekunder lainnya.
Dengan “datang” pada lingkungan industri, pebisnis dapat mengidentifikasi peluang dan tantangan. Faktor peluang dan tantangan membuat pebisnis dapat menggambarkan lingkungan industri di masa depan. Pebisnis akan “melihat” potensi bentuk bisnis yang sesuai dengan gambaran lingkungan industri masa depan. Langkah berikutnya mendapatkan keuntungan dari bisnis. pebisnis mengharapkan “menang” dalam mendapatkan pasar maupun pelanggan.
Ungkapan Julius Caesar tersebut mengajarkan pada pebisnis untuk mengambil keputusan berdasarkan data dan informasi yang diyakini olehnya. Pertama, pebisnis perlu mengetahui keberadaan data dan informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Kuantitas dan kualitas data serta informasi menjadi krusial dalam penyusunan keputusan. Tingkat kesalahan dari keputusan dapat ditekan dengan kelengkapan dan validitas data serta informasi yang dimiliki pebisnis.
Oleh karena itu, setelah mengetahui keberadaan data dan informasi, tahap kedua adalah pebisnis memastikan kelengkapan serta validitas inputan penyusun keputusan tersebut. Pebisnis perlu mengevaluasi data serta informasi untuk identifikasi kekurangan dan mengoreksinya apabila diperlukan.
Langkah berikutnya adalah menghasilkan keputusan berbasis pada data dan informasi. Keputusan tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan kesempatan untuk masuk ke suatu pasar atau segmen pelanggan dan mendapat keuntungan dari pasar atau segmen tersebut. Pengetahuan atas data serta informasi menjadi cerminan keseriusan pebisnis untuk masuk ke dalam pasar atau segmen pelanggan.
Meskipun Veni Vidi Vici diharapkan masih dapat menjadi landasan pikir pebisnis, namun perlu ada Cooperavi untuk membuatnya lebih relevan dengan kondisi lingkungan bisnis saat ini. Cooperavi, “Saya kerjasama atau Saya kolaborasi” merupakan tindakan yang dapat diambil mulai dari ide awal pebisnis ingin menguasai pasar atau segmen pelanggan.
Baca Juga
- Konsep Pentahelix Membangun Era Teknologi Kendaraan Bermotor Listrik
- Nilai Tambah Proses Pengadaan dalam Bisnis
Saat ini bisnis tidak memiliki batasan area, potensi bisnis dapat tercipta di seluruh pelosok dunia. Memahami potensi dapat dilakukan melalui bekerjasama dengan pihak lain. Pebisnis dapat berkomunikasi dengan pihak lain demi membuat kompilasi sumber data dan informasi yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan.
Kerjasama atau kolaborasi dapat juga dilakukan untuk memvalidasi data serta informasi yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan. Dengan semakin luas area bisnis dan saling ada keterkaitan di antaranya, pebisnis akan memiliki tantangan dalam validasi data serta informasi. Setiap faktor dalam bisnis perlu dievaluasi dan hal tersebut yang membuat pebisnis membutuhkan pihak lain.
Memenangkan pasar atau segmen pelanggan tidak dapat dilakukan sendiri oleh pebisnis. Dengan jumlah pesaing yang semakin banyak dan area yang semakin luas, pebisnis cenderung sulit merespons secara cepat. Kerjasama atau kolaborasi dengan pihak lain menjadi pilihan strategis untuk memenangkan pasar atau segmen pelanggan secara cepat. Kerjasama dan kolaborasi dengan pihak lain juga menjadi tindakan tepat bagi pebisnis untuk mempertahankan keberadaan bisnisnya dalam lingkungan industri.
Pebisnis dapat melakukan Cooperavi dengan dua skema dasar, Vertical Cooperavi dan Horizontal Cooperavi. Kerjasama vertikal dilakukan apabila pebisnis ingin melakukan kerjasama dengan pihak lain yang memiliki area bisnis berbeda. Pebisnis ingin bekerjasama dengan penyedia data dan informasi sehingga data dan informasi yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan untuk pengambilan keputusan.
Kerjasama horizontal dilakukan apabila pebisnis ingin melakukan kerjasama dengan pihak lain yang memiliki kesamaan area bisnis. Kerjasama atau kolaborasi ini bertujuan untuk memudahkan masuk dalam pasar atau segmen pelanggan.
Dalam dunia bisnis yang sedemikian luas dan sedemikian cepat berubah, Cooperavi menjadi langkah strategis pada sebagian besar industri. Veni Vidi Vici tidak bisa lagi dilakukan secara individu, keterkaitan dengan pihak lain dapat menjadi kekuatan maupun kelemahan. Titik kritikal dalam kerjasama atau kolaborasi adalah adanya nilai tambah yang akan diperoleh anggota yang saling bekerjasama. Ketika dilihat ada nilai tambah dalam kerjasama maka pesaing sekalipun akan mau untuk bekerjasama. Oleh karena itu buatlah keterkaitan menjadi suatu kekuatan melalui skema kerjasama.
Semangat Veni Vidi Vici perlu terus digaungkan oleh pebisnis ditambah dengan perilaku mau bekerjasama atau kolaborasi untuk mengoptimalkan kemenangan. Tidak hanya terbatas pada kemenangan semata, keberlanjutan atau kemamputahanan harus menjadi cara pikir dasar pebisnis. Cooperavi menjadi strategi dasar dari tindakan Veni Vidi Vici.
*Tulisan ini dimuat di SWA Online