Menjalani Rutinitas sebagai Langkah Menjaga Kesehatan Mental
Bulan Oktober merupakan bulan kesehatan mental sedunia, tepatnya 10 Oktober yang lalu. Seiring itu, saat ini isu kesehatan mental makin ramai dibahas. Tidak hanya melalui media sosial, isu kesehatan mental juga mulai dibahas dalam obrolan ringan sehari-hari.
Sebenarnya apa sih kesehatan mental itu? Kira-kira apa yang membuat seseorang disebut sebagai sehat mental? Menurut WHO, kesehatan mental merupakan sebuah kondisi kesejahteraan secara psikologis yang membuat seseorang bisa mengelola tekanan hidup sehari-hari, mengenali kemampuan diri, belajar dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi kepada komunitas dan lingkungan sosialnya.
Dapat dikatakan bahwa sehat mental itu memiliki banyak aspek yang perlu diperhatikan dan dijaga. Nyatanya, dalam keseharian, tentu kita akan menghadapi berbagai tantangan. Terkadang, tantangan yang kita hadapi membutuhkan kemampuan dalam diri kita untuk bisa beradaptasi dan mengelolanya dengan efektif. Tantangan ini juga bisa berkaitan dengan rutinitas dan pekerjaan kita sehari-hari.
Pada beberapa situasi, tantangan baru bisa menjadi salah satu hal yang berdampak positif terhadap kondisi kesehatan mental seseorang. Jika dinilai sebagai sesuatu yang positif, tantangan yang dihadapi dalam pekerjaan akan dapat meningkatkan pengembangan diri dan kemampuan seseorang yang berguna dalam pekerjaan di masa mendatang. Di sisi lain, ternyata rutinitas yang kita lakukan juga bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental.
Rutinitas ini berkaitan dengan aktivitas yang kita lakukan sepanjang hari, mulai dari bangun tidur, makan, bekerja, berolahraga, sampai dengan beristirahat.
Rutinitas dapat membantu kita untuk membangun kebiasaan yang sehat dan meningkatkan suasana hati kita. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa rutinitas yang dilakukan dengan stabil dapat membantu seseorang untuk menjaga suasana hati tetap baik saat pandemi. Rutinitas yang dimaksud adalah berolahraga, menjalankan hobi yang disukai, jam tidur yang teratur, dan mengatur waktu berapa lama duduk di depan komputer.
Menjalani aktivitas secara rutin, dari hari ke hari, memungkinkan kita untuk menjaga fokus kita pada kondisi saat ini. Kadang kala, pikiran kita sibuk memikirkan hal-hal yang belum terjadi, belum tentu terjadi, ataupun sudah terjadi di masa lalu. Pikiran-pikiran ini dapat membuat kita menjadi lebih cemas, stres, ataupun merasa tidak berdaya atas berbagai hal yang berada di luar keontrol kita.
Dengan membangun sejumlah rutinitas, diri kita akan lebih terfokus pada aktivitas dan situasi di saat ini. Selain itu, kita akan lebih mendapatkan perasaan berdaya, karena kita memiliki kesempatan untuk memilih aktivitas apa yang akan kita lakukan. Sesederhana olahraga apa yang akan kita lakukan di minggu ini, ataupun kopi merek apa yang akan kita pilih untuk menjadi teman penyemangat di pagi hari.
Secara umum, rutinitas dapat dibedakan menjadi dua jenis. Pertama, adalah rutinitas primer yang merupakan sejumlah aktivitas yang berkaitan dengan kebutuhan utama dan biologis seseorang. Contoh rutinitas primer adalah menjaga kebersihan diri, tidur, dan makan.
Rutinitas kedua adalah rutinitas sekunder. Rutinitas ini berkaitan dengan lingkungan sekitar, motivasi, dan preferensi minat seseorang. Olahraga, bersosialisasi, bekerja ataupun belajar adalah bagian dari rutinitas sekunder. Di antara dua jenis rutinitas yang ada, rutinitas primer (termasuk di dalamnya berupa pola makan, tidur, dan kebersihan diri) memegang peranan yang penting dalam menjaga kesehatan mental seseorang.
Lalu bagaimana langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga rutinitas yang bermanfaat bagi kesehatan mental? Berikut ini lima (5) langkah yang dapat dilakukan dalam membuat rutinitas kegiatan untuk menjaga kesehatan mental.
Rutinitas primer seperti yang dijelaskan sebelumnya adalah rutinitas yang berkaitan dengan kebutuhan dasar kita sebagai manusia, seperti makan dan tidur. Maka dari itu, buatlah jadwal yang teratur tentang kapan harus makan dan kapan waktu istirahat. Walau sederhana, terkadang dua hal dasar ini masih sering diabaikan. Tidak jarang beberapa orang memilih melewatkan makan siang dan makan malam untuk fokus menyelesaikan tugas dan deadline. Padahal untuk dapat produktif, tubuh kita membutuhkan asupan energi yang bergizi seimbang dan tidak bisa sembarangan. Begitu pula dengan waktu istirahat. Untuk bisa menjaga fokus, tubuh kita juga butuh waktu tidur yang cukup. Perkirakan waktu minimal jam tidur dan istirahat serta buatlah batasan yang jelas sesuai dengan kapasitas diri. Setiap orang memiliki standar yang beragam perihal kapan sebenarnya istirahat dan tidur sudah cukup.
- Buat target yang realistis
Target ini berkaitan juga dengan harapan dan to do list yang sudah dibuat untuk kegiatan sehari-hari ataupun mingguan. Pastikan target yang dibuat, baik untuk pekerjaan maupun di lingkup kehidupan sehari-hari, adalah sesuatu yang bisa Anda lakukan. Berfokuslah pada hal-hal kecil yang dapat dilakukan agar bisa lebih bersemangat dalam mencapai target-target yang ada selanjutnya.
- Tetapkan prioritas
Buatlah rutinitas yang sesuai dengan kondisi Anda. Bisa jadi rutinitas yang dibuat akan berbeda dari orang lain, namun pastikan rutinitas tersebut dapat mendukung proses kerja sama ataupun interaksi dengan orang-orang di sekitar. Buatlah batasan mengenai kapan dapat mengatakan “tidak” untuk hal-hal di luar kapasitas dan energi Anda. Dalam hal ini, penting juga untuk menetapkan apa yang menjadi prioritas dalam situasi saat ini ataupun dalam hidup secara lebih luas.
- Luangkan waktu untuk orang tersayang
Sebagai makhluk sosial, kehadiran orang-orang tersayang bisa menjadi salah satu dukungan yang tidak tergantikan. Terlepas dari berbagai kesibukan yang kita hadapi saat bekerja, penting bagi kita meluangkan diri untuk tetap terhubung dengan orang-orang yang berarti dalam hidup kita.
- Masukkan agenda me time, ke dalam rutinitas
Yang terakhir namun tidak kalah penting, luangkan waktu untuk melakukan hal yang menyenangkan bagi diri sendiri. Tiap orang tentu memiliki minat dan kegiatan yang disukai. Beberapa orang bisa jadi menyukai kegiatan olahraga, beberapa lainnya memilih kegiatan memasak ataupun melukis sebagai sebuah rutinitas yang dapat me-recharge diri sendiri. Terkadang berdiam di rumah, bersantai sembari menonton film kesukaan juga bisa menjadi salah satu kegiatan me time yang menyenangkan.
Bagi sebagian orang, rutinitas adalah sesuatu yang “membosankan” dan “monoton”. Nyatanya, rutinitas memegang peranan yang penting bagi kesehatan mental kita. Karena kita yang menjalaninya, kita sendiri jugalah yang dapat berperan untuk memilih rutinitas seperti apa yang kita sukai untuk membuat hidup lebih menyenangkan dan berwarna.
Memilah dan melakukan rutinitas sehari-hari juga dapat meningkatkan kebermaknaan dalam hidup. Ya, untuk membuat hidup menjadi lebih bermakna, ternyata tidak harus melalui pengalaman yang luar biasa atau “istimewa”, namun menjalankan aktivitas sehari-hari melalui rutinitas baik yang kita bangun ternyata juga bisa menjadi sebuah pengalaman hidup yang bermakna.
Jadi, apakah sudah siap untuk membangun rutinitas yang bermakna?
*Tulisan ini dimuat di SWA Online